jpnn.com - JAKARTA - Musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Partai Golkar yang ditarget digelar sebelum Ramadhan tahun ini diprediksi akan menjadi momentum bagi munculnya kader muda memimpin partai beringin rindang itu.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Handri Satrio menyebut, sejumlah kader muda yang berpeluang menduduki kursi ketum Golkar antara lain Idrus Marham, Ade Komarudin, Azis Syamsudin, Agus Gumiwang, Airlangga Hartato, Priyo Budi Santoso, dan Siti Hediati Hariyadi atau akrab dipanggil Titiek Soeharto.
BACA JUGA: Cieeh...Ical Mohon JK Bujuk Agung
“Mereka para kader muda punya peluang dan Munaslub akan menjadi momentum munculnya generasi baru, kader muda,” ujar Satrio saat dihubungi kemarin (25/1).
Terkait dengan sikap sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar yang belum sepakat digelarnya Munaslub, Satrio yakin pada akhirnya para pengurus daerah akan setuju.
BACA JUGA: DPR: Tunda Kereta Cepat Lima Tahun Lagi
Alasannya, jika Munaslub tidak digelar, maka konflik dua kubu di internal Golkar tidak akan kelar.
“Saya rasa DPD akan setuju pada akhirnya, sebab bila tidak, Golkar terancam akan kembali menuai hasil buruk di pilkada serentak 2017,” ujarnya.
BACA JUGA: JK Terharu Mendengar Sikap Golkar Dukung Pemerintah
Sementara, di forum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, mulai kasak-kusuk beredar nama-nama yang akan dijagokan sebagai calon ketum.
Salah satunya nama Idrus Marham, Sekretaris Jenderal Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie. Politikus asal Makassar itu pun tidak membantah namanya mulai beredar. Hanya saja, dia mengaku tidak dalam kapasitas mencalonkan diri, melainkan didorong agar ikut maju.
"Bukan karena mencalonkan diri, melainkan dicalonkan," kata Idrus.
Dia berharap masalah kandidat jangan dibesar-besarkan dulu. Alasannya, hingga kemarin juga belum ada keputusan resmi jadi tidaknya digelar munaslub itu."Nanti saja, setelah ada keputusan," ujarnya..
Apalagi, kata Idrus, tidak etis jika sudah membicarakan nama kandidat ketua umum ketika masalah munaslub belum diputuskan. "Jangan mendahului proses. Tidak etis," tandasnya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aktivis: Jaksa Agung Jangan Takut dengan Intervensi
Redaktur : Tim Redaksi