Kader PDIP dan Golkar Calon Kuat Pimpin Liga Parlemen RI-Jepang

Rabu, 09 September 2015 – 19:41 WIB
Ketua Non Aktif Liga Parlemen RI-Jepang yang juga menjabat Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo. FOTO: JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar akan berpeluang memimpin Liga Parlemen RI-Jepang.

Saat ini, posisi ketua Liga belum terisi menyusul dirinya diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK. Sedangkan salah satu pimpinan Liga Parlemen RI-Jepang, kini menjabat Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

BACA JUGA: Ibas: HBD Ya Pak SBY, Panjang Umur

“‎Akan segera kami bantu untuk  ketua liga parlemen pengganti saya. Ada beberapa nama yang segera diputuskan. Ada yang dari PDIP, Golkar. Salah satu anggota liga yang saya pimpin dari PKS, sekarang jadi Presiden PKS,” ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, di Jakarta, Rabu (9/9).

Tjahjo menyampaikan pernyataan itu setelah menerima Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki.

BACA JUGA: Presiden Diminta Perhatikan Kelancaran Pilkada

Pada pertemuan dengan Tjahjo Kumolo, Dubes Jepang untuk Indonesia itu mengemukakan harapannya agar posisi Ketua Liga Parlemen RI-Jepang itu segera terisi.

Tjahjo pun menyatakan siap membantu agar posisi Ketua Liga Parlemen Indonesia-Jepang, segera terisi.

BACA JUGA: SBY: Pemerintah Harus Tertib Mengelola Negara

Dari informasi yang diperoleh kata Tjahjo, saat ini sudah ada dua nama calon kuat ‎dari anggota parlemen yang pernah studi di Jepang.

“Mudah-mudahan nanti akan bisa memimpin untuk mengganti saya. Atas nama pemerintah, saya juga menyambut baik dan terima kasih, kami dengar dari Bappenas, salah satu pembangunan strategis di Jawa Barat nanti akan dikerjakan oleh investor dari Jepang,” ujar Tjahjo.

Menyinggung tentang rencana kerja sama dalam hal proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, menurut Tjahjo, ada beberapa pertimbangan sehingga proyek itu tertunda.

“Antara lain, bahwa untuk Jakarta-Bandung ada delapan stasiun yang harus dilalui. Karena itu kereta api cepat dinilai tidak efektif,” kata Tjahjo.

Pertimbangan lainnyaa, kata Tjahjo, termasuk lingkungan sarana Jakarta-Bandung yang tak memungkinkan. “Karena itu atas masukan Bappenas akan diubah kereta api yang sedang, dan itu akan dibahas dan diputuskan kembali,” ujar Tjahjo.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY: Cegah Gelombang PHK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler