jpnn.com - ANDOOLO - Penyaluran beras untuk masyarakat miskin (Raskin) periode Juli 2014 di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara jadi masalah. Sejumlah kepala desa menolak menerima Raskin yang dipasok dari Bulog Kendari karena kondisinya yang sudah rusak dan tidak layak dikonsumsi.
Tekstur berasnya hancur, menghitam dan berdebu. Kalaupun diterima oleh Kepala Desa, masyarakat yang akan menerima Raskin tersebut juga akan menolak, jika melihat kondisi beras yang tidak layak lagi dikonsumsi.
"Beras yang hendak diturunkan, sebelumnya kami periksa dulu. Hasilnya beras tersebut sudah rusak, fisiknya menghitam dan berdebu. Selain itu berasnya juga sudah hancur. Jadi beras tersebut kami tolak, mengingat beras tersebut kalau di turunkan atau diterima oleh Kepala Desa, dipastikan tidak akan diterima oleh masyarakat," ujar Safar Alhabat, Kepala Desa Punggapu Kecamatan Andoolo seperti yang dilansir Kendari Pos (Grup JPNN.com), Senin (14/7).
BACA JUGA: Pembebasan Lahan Proyek PLTU di Buton Belum Beres
Menurutnya, jatah raskin di desa Punggapu untuk tiga bulan tersebut sebanyak 1,3 Ton. Setelah melihat sejumlah sampel beras yang hendak diturunkan, kondisinya sama. Untuk itulah beras yang dimuat satu mobil truk tersebut ditolak dan disampaikan ke pihak sopir untuk dibawa kembali ke di Bulog Kendari.
"Kalau saya terima itu beras, dan masyarakat menolak untuk membeli. Kepala desa lainnya juga menolak beras seperti itu,"tandasnya.
BACA JUGA: Aktivis Islam Galang Dana Untuk Gaza
Koordinator pendamping Raskin Konsel Betzar mengakui, jika sejumlah Kepala desa menolak beras yang akan di turunkan di Konawe Selatan. Pasalnya kondisi fisik beras itu tidak layak dikonsumsi.
"Beras untuk periode Mei-Juni-Juli tersebut direkomendasikan untuk dikembalikan di Bulog Sultra dan digantikan dengan beras yang kondisinya baik,"ujarnya kemarin saat mendampingi sejumlah Kepala Desa. (man)
BACA JUGA: Ditinggal Tarawih, Rumah Terbakar
BACA ARTIKEL LAINNYA... HTI: Ganyang Israel
Redaktur : Tim Redaksi