Kadin Luncurkan White Paper, Strategi Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8%

Selasa, 26 November 2024 – 21:23 WIB
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan meluncurkan White Paper berisi usulan strategi pembangunan ekonomi untuk periode 2024-2029. Foto Mesya/JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia akan meluncurkan White Paper berisi usulan strategi pembangunan ekonomi untuk periode 2024-2029.

Dokumen itu dirancang sebagai panduan serta rekomendasi kebijakan yang mendukung target pertumbuhan ekonomi 8% seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

BACA JUGA: Kadin dan Pemerintah Indonesia Berpotensi Dapatkan Pendanaan untuk Transisi Energi & Rumah Murah dari Inggris

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan bahwa Kadin terus berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun ekonomi nasional.

“Dunia usaha optimistis dengan target pertumbuhan ekonomi ini. Kuncinya adalah kolaborasi dan penyelarasan antara pemerintah dan dunia usaha. Kadin memainkan peran sebagai penghubung utama keduanya,” ujar Arsjad di Jakarta, Selasa (26/11).

BACA JUGA: RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal

Menurutnya, White Paper memberikan analisis mendalam terkait tantangan terkini serta menyajikan inisiatif utama (bold moves) untuk menjawab isu-isu tersebut.

Arsjad mengatakan dokumen ini merupakan langkah konkret untuk mewujudkan visi Asta Cita Presiden Prabowo, dengan fokus pada sektor-sektor utama seperti digitalisasi, energi, industri, dan UMKM.

BACA JUGA: AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru

“Beberapa program ekonomi, seperti pengembangan industri dan digitalisasi, masih memerlukan pendekatan lebih terperinci. White Paper ini menawarkan panduan implementasi yang jelas dan relevan dengan kondisi Indonesia selama lima tahun ke depan,” tuturnya.

White Paper ini merumuskan empat pilar strategis yang menjadi fondasi pertumbuhan ekonomi, yaitu:

  1. Meningkatkan ketahanan ekonomi
  2. Mendorong kesejahteraan sosial
  3. Memperkuat inklusivitas
  4. Memajukan keberlanjutan lingkungan.

Dari inisiatif utama yang diusulkan, Kadin memproyeksikan tambahan kumulatif PDB sebesar USD 450-500 miliar selama periode 2024-2029, dengan potensi pertumbuhan hingga 7-8% per tahun.

"Fokus utama mencakup tujuh tema pertumbuhan strategis, yaitu kesehatan, ketahanan energi, UMKM, manufaktur, bisnis hijau, ketahanan pangan, dan keberlanjutan," katanya.

Penyusunan White Paper ini melibatkan delapan mitra strategis, di antaranya 5P Global Movement, Boston Consulting Group, DayaLima, Hukum Online, Indonesian Business Council (IBC), INDEF, McKinsey & Company, serta Universitas Gadjah Mada.

Penyusunan juga menghimpun masukan melalui survei dari 1.618 pengurus Kadin pusat dan daerah, serta 48 Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan lebih dari 180 pengurus Kadin pusat dan 24 Kadin provinsi.

Sementara itu, Director Policy and Program IBC Prayoga Wiradisturi, menyoroti pentingnya pembangunan pusat bisnis hijau terbesar di dunia dan pembentukan Carbon Market Knowledge Center (CMKC) sebagai langkah strategis menuju dekarbonisasi.

“Inisiatif ini bertujuan mendukung pertumbuhan inklusif dan mempercepat transisi energi terbarukan di Indonesia,” kata Prayoga.

Chairperson 5P Global Movement Indonesia William Sabandar menambahkan inklusivitas adalah kunci utama untuk pertumbuhan berkelanjutan. 

“Inklusivitas memastikan keterlibatan masyarakat dari berbagai lapisan, yang penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil dan adil,” ujarnya.

Adrian Dimitri dari Boston Consulting Group juga menekankan pentingnya prioritas sektor strategis untuk mencapai pertumbuhan inklusif.

Pemetaan subsektor ekonomi yang mencakup penguatan pasar domestik, peningkatan ekspor, serta dukungan pemerintah melalui insentif dan infrastruktur menjadi langkah kunci untuk mewujudkan target ini.

"Target pertumbuhan ekonomi 8% bukan lagi sekadar mimpi, melainkan tujuan nyata yang dapat dicapai melalui kolaborasi dan kerja keras semua pihak," ujarnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler