Menurut Natsir, sebaiknya tim ini diisi oleh anggota Kadin dan Pemerintah. Natsir mengungkapkan, di Vietnam tim seperti ini sudah dibentuk sejak lama.
"Perlu keseimbangan dalam ongkos produksi. Kalau cost buruh naik, cost lain bisa diturunkan. Misalkan listrik atau suku bunga bisa diturunkan. Ini bisa dibicarakan," ujar Natsir di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/12).
Natsir menilai saat ini pemerintah hanya mementingkan kepentingan buruh, tanpa melihat pengusaha. Pemerintah dinilai juga lepas tangan kepada pengusaha, sehingga mereka kocar kacir mencari keuntungannya sendiri.
"Vietnam itu sudah menghitung (ada tim), kita masih dalam hutan saja. Ini jadi liar. Buruh marah ke pengusaha, pengusaha marah di PHK. Tim nanti mencari solusinya," papar dia.
Untuk itu, dengan adanya tim ini, Natsir berharap pemerintah dan pengusaha bisa berkoordinasi untuk menilai ongkos produksi secara tahunan. Dan jika ongkos produksi ditemukan mahal, maka pemerintah dan Kadin bisa bersama-sama mencari jalan keluarnya.
"Saat ini belum ada koordinasi sama sekali. Harusnya tiap tahun ada hitungan cost produksi nasional kita. Kita minta tim nasional mengukur produksi nasional setiap tahun. Saat ini masih berdasarkan khayalannya saja (itungan ongkos produksi)," simpul Natsir.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Batubara Mulai Bergairah
Redaktur : Tim Redaksi