jpnn.com, SURABAYA - Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi mengatakan ada beberapa aturan dalam Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada 5 Juli mendatang.
Pembalajaran di SMA/SMK hanya empat jam, dengan istirahat selama 15 menit dan tetap di dalam kelas. Kapasitas jumlah siswa juga disesuaikan berdasarkan zona di kecamatan sekolah itu berada.
Wahid mencontohkan, jika di kecamatan sekolah A zonanya merah maka tetap diselenggarakan secara daring.
"Zona oranye kapasitas 25 persen dan kuning 50 persen atau maksinal 18 orang," jelas dia, Rabu (19/5).
Selain itu pihaknya juga akan melakukan vaksinasi ubtuk guru, sekolah nantinya akan diminta untuk melengkapi sarana prasarana sesuai protokol kesehatan.
"Bulan Juni semua guru dan tenaga kependidikan sudah rampung divaksin Covid-19. Sehingga awal Juli 2021 sudah siap PTM terbatas," kata Wahid.
Selama penerapan PTM, siswa juga harus mendapatkan persetujuan daei orang tua untuk belajar di sekolah. Bagi yang tak mendapat izin, tetap melakukannya di rumah atau secara daring.
"Sekolah juga harus membentuk Satgas Covid-19 yang melibatkan siswa untuk memantau penerapan prokes di sekolah," kata Wahid.
Pelaksanaan PTM ini rupanya didukung penuh oleh Ketua Dewan Pendidikan Jatim Prof Akh Muzakki.
Menurut dia, peran stakeholder tidak hanya menjamin pendidikan karakter tetapi juga psiko sosial, kesehatan, dan pendidikan siswa sendiri di kondisi pandemi saat ini.
"Tiga hal itu sangat krusial dan problematik dalam lingkungan pendidikan," kata dia.
Muzakki menambahkan, berdasarkan hasil survei banyak lembaga menunjukkan hampir seluruh pemangku kepentingan pendidikan membutuhkan PTM, termasuk siswa.
"Saya kira pemprov sudah memperhitungkan karena telah melakukan piloting sejak Agustus 2020," pungkas Muzakki. (mcr12/jpnn)
BACA JUGA: Polda Jatim Sikat Puluhan Travel Gelap dan Putar Balik 49 Ribu Kendaraan Selama Musim Mudik Lebaran
Redaktur & Reporter : Arry Saputra