Kafe dari Makanan Berlebih Dibuka di Liverpool, Bayarnya Bisa Barter Makanan Lagi

Rabu, 09 September 2015 – 17:37 WIB
Gabby Holmes melayani tamu di kafenya di Everton Brow, Liverpool. Foto-foto: liverpoolecho.co.uk

jpnn.com - LIVERPOOL - Dua orang wanita asal Inggris membuka sebuah kafetaria makanan ringan bersumber dari makanan berlebih yang diberikan secara percuma oleh penyedia makanan lokal di Everton Brow, Liverpool, Inggris.

Kedua wanita ini nekat membuka kafetaria tersebut gara-gara kecewa dengan pemborosan makanan oleh warga di daerah itu. 

BACA JUGA: Begini nih, Jika Gorila Terobsesi Gambar Kera di Ponsel

Gabby Holmes, 23, dan Natalie Crean, 23, menamakan kafe Liverpool Echo, kafe yang disebut The Real Junk Food Project itu tidak hanya menyediakan hidangan yang dibuat sendiri oleh kedua wanita itu. Tetapi juga merupakan sebuah pusat komunitas di mana orang dapat bertemu dan mengobrol.

Seperti dilansir mirror.co.uk, Holmes dan crean kecewa menemukan sekitar 35 persen pasokan makanan berlebih dibuang ke dalam tong sampah, meskipun masih berada dalam kondisi baik, sekaligus mendorong mereka untuk membuka kafe tersebut.

BACA JUGA: KEREN Bapak Antar Anaknya ke Sekolah dengan Naik Tank

Sebenarnya, kafe pertama seperti itu di Inggris dibuka oleh seorang pria, Adam Smith di Leeds dan usaha pria itu turut memberi inspirasi kepada kedua wanita tersebut untuk membuka kafe serupa.

BACA JUGA: TAK TERPUJI! (Video) Wartawati Lagi Bertugas Malah Tendang Anak Pengungsi

Menurut portal itu, dengan menggunakan bahan makanan yang diberikan itu, kedua wanita tersebut menyediakan sendiri hidangan untuk pelanggan dan juga menjadi pelayan di kafe tersebut.

Bahkan, kafe itu juga menerima sumbangan sebagai pertukaran dengan makanan, dan bukan dengan pembayaran uang tunai. 

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), diperkirakan 1,3 juta ton makanan berakhir di tong sampah setiap tahun, dan pada saat yang sama seorang akan meninggal karena kelaparan di seluruh dunia setiap empat detik.

"Statistik itu sangat mengejutkan, sekaligus mendorong saya membuka sebuah kafe untuk mengurangi pemborosan dan dalam waktu bersamaan kami dapat menyediakan makanan yang sehat dan bergizi kepada orang banyak," ujar Holmes.

Holmes dan Crean yang masing-masing memiliki pekerjaan tetap, yang berkenalan melalui situs sosial hanya membuka kafe tersebut pada setiap hari Sabtu dan Minggu mulai pukul 10 pagi sampai 4 sore.

Meskipun sibuk dengan tugas harian, mereka tidak pernah menganggap tugas di kafe sebagai beban, sebaliknya merasakan pekerjaan itu sesuatu yang menyenangkan.(mirror/liverpoolecho/utusan/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah Inggris, Kini Prancis Sepakat Tampung 24.000 Pengungsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler