Kagumi Multatuli, Cak Imin Terus Suarakan Spirit Kemanusiaan

Minggu, 11 Februari 2018 – 17:29 WIB
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, RANGKASBITUNG - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku mengagumi sosok Multatuli. Kekagumannya didasari relam jejak penulis novel Max Havelaar itu akan kemanusiaan dan antipenindasan kolonial.

Cak Imin mengungkapkan kekagumannya saat menghadiri pembukaan Museum Multatuli di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Minggu (11/2). "Arti penting kemanusiaan adalah nomor satu dari museum ini," ujarnya.

BACA JUGA: Buka Museum Multatuli, Cak Imin Ajak Birokrat Pahami Histori

Sejumlah tokoh juga hadir pada pembukaan museum pertama bertema antikolonial di Indonesia itu. Antara lain Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, serta para tokoh Banten.

Lebih lanjut Cak Imin menceritakan tentang sosok Multatuli yang merupakan nama pena penulis Eduard Douwes Dekker. Melalui novel Max Havelaar, penulis asal Belanda itu mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan anti-kolonialise.

BACA JUGA: Nawaitu, Arus Bawah Nahdiyin Siap Bergerak demi Cak Imin

Cak Imin menuturkan, nilai kemanusiaan yang diwariskan Multatuli sangat pas diterapkan di Indonesia dalam rangka menghadapi kemajemukan. Menurutnya, keberagaman yang ada di Indonesia bukan pemicu perselisihan, tapi justru harus bisa menjadi kekayaan.

BACA JUGA: Kiai Dimyati Rais Resmi Menjabat Ketua Dewan Syuro PKB

“Jangan sampai karena keyakinan, bertabrakan sesama manusia. Nah Nultatuli mengajarkan kemanusiaan nomor satu dibanding apa pun di republik ini," tegas mantan menteri tenaga kerja dan transmigrasi itu.

Museum Multatuli dibangun di bekas kantor kewedanan yang berdiri sejak 1838. Meski berukuran kecil, namun kini menjadi museum antikolonial pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Sementara Bupati Lebak Ivi Jayabaya menerangkan, Multatuli merupakan sosok yang kontras dalam menentang penjajahan Belanda. Meski berkewarganegaraan Belanda, Multatuli saat diangkat menjadi asisten resisden Lebak pada Januari 1856 justru memperjuangkan rakyat setempat dari penderitaan akibat kolonialisme.

"Multatuli orang pertama mencoba membunuh penjajahan waktu itu. Padahal (dia) asal Belanda. Dia protes soal upah pekerja yang tidak dibayar, lapangan pekerjaan yang tidak tersedia, dan kemiskinan yang merajalela," jelas Iti.(jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan dari Ploso: Kiai Huda Minta Nahdiyin Dukung Cak Imin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler