jpnn.com - SALAH satu kebahagiaan warga senior (kakek dan nenek) adalah bermain bersama cucu. Selain bisa memperpanjang usia, itu baik untuk tumbuh kembang si kecil.
Bila selama ini para warga senior hanya beraktivitas di dalam rumah, mulai sekarang sebaiknya diubah. Sebab, kondisi mereka bisa jadi lebih fit bila sering diajak bepergian bersama cucu tercinta.
BACA JUGA: Ingin Punya Pantat Seksi? Ini Caranya
”Beraktivitas bersama cucu bikin suasana hati senang,” kata psikolog Pinkan Hapsari SPSi MPSi.
Menurut dia, kebersamaan dengan cucu seperti bermain, mengamati, atau sekadar berjalan-jalan membuat emosi si kakek atau nenek lebih stabil. Sebab, mereka cenderung bercerita tentang kisah hidup zaman dahulu yang penuh kesenangan dan kebahagiaan. Karena itu, mau tak mau mereka ikut senang mengingat memori masa lalu yang indah.
BACA JUGA: Atasi Sindrom Payudara Kendur
Psikolog RS Bedah Surabaya itu menambahkan, kesenangan juga merupakan sebuah simbol. ”Simbol keberhasilan membesarkan anak cucu dan melihat mereka hidup bahagia,” papar perempuan berkulit sawo matang itu. Saat melihat cucu tumbuh sehat dan aktif, akan timbul perasaan fulfill. Mereka merasa bisa membesarkan dan membimbing anak cucu dengan baik.
Hal tersebut juga menjadi penghargaan bagi kaum manula di usia tua. Pinkan menyebutkan, saat seseorang senang, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon yang membikin semangat, ceria, antistres dan depresi.
BACA JUGA: Tontonan TV Membosankan Bisa Bikin Anda Gemuk
”Seperti hormon oksitosin yang bisa menimbulkan rasa fly, senang, juga antusias,” ungkapnya. Dia menjelaskan, saat perasaan sedang bahagia dan senang, imunitas tubuh meningkat.
Karena itulah, lansia yang jarang stres dan murung tidak gampang sakit. Emosinya ikut stabil. "Maka, kaum lansia itu jadi panjang umur. Karena mereka tidak sakit-sakitan,” jelas perempuan berambut ikal itu.
Apalagi aktivitas yang dikerjakan seperti menyusun puzzle, uno stacko, atau bermain teka-teki bersama cucu bisa meningkatkan daya ingat dan ketajaman memori.
Hal senada disampaikan Indah Miftahul Huda MPsi. Menurut dia, komunikasi bersama cucu membangun kedekatan emosional. Secara tidak langsung, semangat dan keceriaan sang cucu bisa ditularkan kepada kakek dan nenek.
Karena itu, mereka lebih awet muda dan tanpa beban. ”Bawaan si kakek juga pasti senang terus. Apalagi cucunya aktif dan pintar,” kata psikolog tumbuh kembang anak RSJ Menur Surabaya itu.
Dampak positif dari kedekatan itu juga berpengaruh baik bagi si cucu. Menurut Indah, anak bisa tumbuh menjadi mandiri, tenang, berwawasan, dan mengerti soal norma kesopanan. ”Biasanya, kakek atau nenek mengajarkan untuk sopan dengan orang yang lebih tua,” imbuhnya.
Selain itu, kestabilan emosi anak ikut terjaga. Sebab, anak dibiasakan mendengar dan mengamati cerita pengalaman sang kakek. Dengan begitu, wawasan si kecil bertambah.
Interaksi semacam itu juga dapat merangsang kemampuan kognitif anak untuk mengenal lingkungan sekitar. Dokter Fajar Aribowo SpA berujar, komunikasi yang terjalin membantu kerja otak anak lebih baik.
”Cucunya kan pasti diajak ngobrol dan diperkenalkan tentang benda-benda seperti mobil, hewan,” jelas dokter yang berdinas di RSAL Dr Ramelan Surabaya itu.
Daya ingat anak akan tajam. Wawasan tentang lingkungan juga bertambah. Namun, Fajar mengingatkan bahwa terkadang kakek lebih memanjakan cucu. Akibatnya, ada norma-norma yang dilanggar. Misalnya, anak diperbolehkan memakan pentol.
Padahal, oleh sang ibu, hal itu dilarang. ”Yang terekam adalah peraturan bisa dilanggar,” imbuh dokter spesialis tumbuh kembang anak tersebut.
Hal tersebut jelas akan menambah kebingungan dan malah membentuk mental yang buruk pada anak. Karena itu, meski banyak manfaat beraktivitas bersama kakek dan nenek, orang tua harus memantau si kecil. (bir/c6/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agar Hubungan Seks Bergairah Pasca Melahirkan
Redaktur : Tim Redaksi