jpnn.com, SUKABUMI - Anak berusia sebelas tahun Ahmed Maulana asal Kecamatan Citamiang, Sukabumi, Jawa Barat, dinyatakan hilang selama sepuluh hari.
Diduga korban diculik oleh seorang pemulung.
BACA JUGA: Orang Hilang: Bagi yang Melihat Ibu dan Anak Ini Segera Lapor ke Sini
Orang tua Ahmed Maulana Muhammad Zaini (47) mengatakan, terakhir bertemu dengan anaknya sebelum pergi bekerja.
Namun pada Minggu (11/4) sekitar pukul 19.30 WIB, dia mendapatkan kabar dari istrinya Ati Sudianti (43) bahwa sang anak dinyatakan hilang.
BACA JUGA: Viral Video Bule Begituan di Bali, Diduga Inilah Lokasinya
“Ketika itu juga saya dan istri berusaha mencari, mendapatkan infomasi dari operator warnet, anak saya terakhir berada tempat itu, bahkan menyewa warnet selama empat jam, tetapi hanya main satu jam dan pergi,” kata Zaini dilansir dari Radar Sukabumi, Kamis (22/4).
Memasuki hari ketiga tak ada kabar sang anak, Zaini melapor ke Mapolres Sukabumi Kota.
“Setelah tiga hari tidak ada kabar, saya melapor ke polisi, dan baru mendapatkan seorang saksi mata, dan sudah melebih waktu selama 2 X 24 jam. Kalau main anak saya itu tidak jauh-jauh, hanya di sekitar rumah,” ujarnya.
Zaini menambahkan, dirinya mencurigai seorang pemulung yang bernama BM alias WY yang sering bermain dengan anak seusia Ahmed, karena sering bermain game online bahkan mengaku sebagai gamers.
“Seorang laki-laki berusia sekitar 40 tahunan tersebut, sering bercerita pada anak sekitar rumah, bahwa dirinya merupakan gamers online bahkan sempat menjuari kejuaraan, dan mendapatkan hadiah sebesar Rp 100 juta. Semenjak anak saya hilang dia juga tidak ada,” tambahnya.
Saat ini, keluarga Ahmed bahkan sudah mencetak sebanyak 300 poster untuk disebar disetiap daerah.
“Kami sudah berupaya untuk melakukan pencarian anaknya yang sudah hilang semenjak 10 hari lalu tersebut, melalui media sosial hingga menyebarkan poster anaknya,” terangnya.
Namun, hingga memasuki hari kesepuluh keluarga hingga kini belum mendapatkan informasi dari pihak mana pun soal keberadaan dan kondisi anaknya yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD).
“Saya dan keluarga hanya bisa mencetak sebanyak 300 lembar poster, tidak ada biaya lagi untuk membuatnya. Kini kami hanya bisa berharap kepada pihak kepolisian,” katanya. (bam/t/radarsukabumi)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti