jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Honorer K2 Indonesia Bhimma mengatakan, jumlah honorer kategori dua yang tidak mendukung pemerintahan Joko Widodo semakin banyak.
Bahkan, dia mengklaim jumlah honorer K2 yang tidak mendukung Jokowi lebih banyak dibandingkan yang pro.
BACA JUGA: Jokowi: Paling Lama 2 Minggu Sudah Ada Penerbangan Internasional
"Kalau ingat janji pemerintah, sakitnya seperti migrain. Rancangan Undang-undang (RUU) Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sudah diusulkan 2016 dimasukkan prioritas Prolegnas 2017 tidak rampung. Mundur lagi prioritas Prolegnas 2018, tidak rampung juga," kata Bhimma kepada JPNN, Jumat (8/3).
Dia menambahkan, prioritas Prolegnas 2019 juga tidak jelas. Padahal Surat Presiden (Surpres) 22 Maret 2017 mengamanatkan untuk membahas secepatnya RUU ASN antara pemerintah melalui tiga menteri selambat-lambatnya ketika surpres turun.
BACA JUGA: Konon Selisih Elektabilitas Menipis, Sandi Masih Akui Keunggulan Jokowi
BACA: Pengurus Forum Honorer K2 Sudah Aktif jadi Relawan Ganti Presiden
Yaitu menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (menPAN-RB), menteri keuangan (menkeu), serta menteri hukum dan HAM (menkumham).
BACA JUGA: Hari ini, Pendaftaran PPPK Kemenag Tahap Satu Kembali Dibuka
Jokowi kemudian menugasi menteri yang mewakili untuk membahas RUU bersama DPR dalam jangka waktu 60 hari sejak surat dilayangkan. Namun, sampai saat ini juga masih jauh panggang dari api.
"Honorer K2 dilempar sana lempar sini seperti bola saja. Sudahlah jangan PHP terus K2 Indonesia. Kalau pemerintah Jokowi tidak bisa menyelesaikan, berikan kesempatan Prabowo-Sandi menyelesaikan semuanya," tutur Bhimma.
Menurut Bhimma, Jokowi sudah memberikan harapan palsu kepada banyak pihak.
Selain honorer K2, ada juga Mahfud MD yang sempat disebut sebagai calon wakil presiden.
“Perangkat desa, petani, hingga tukang sabun semua sudah di-PHP. Kini giliran pengangguran mau di-PHP lagi. Yang merasa belum di-PHP, harap sabar, ya," kata Bhimma. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengurus Forum Honorer K2 Sudah Aktif jadi Relawan Ganti Presiden
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad