Kalau Prabowo Presiden, Mungkin Media Tidak Sebebas Sekarang

Sabtu, 26 Januari 2019 – 08:52 WIB
Diskusi 'Menakar Kapabilitas Capres Cawapres dalam Perspektif Media' di Jakarta. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Politik Karyono Wibowo melihat ada kecenderungan Prabowo Subianto akan bersikap keras jika terpilih menjadi Presiden pada Pilpres 2019.

Kecenderungan tersebut didasari dari pernyataan dan sikap Prabowo kepada media yang kerap berkata keras dan berani memboikot.

BACA JUGA: MUI Tolak Keberadaan Tabloid Indonesia Barokah

"Kecenderungan kalau Prabowo menjadi presiden akan membuat media tidak sebebas sekarang," Kata Karyono yang juga Direktur Eksekutif Indonsia Publik Institute (IPI) dalam diskusi media bertema "Menakar Kapabilitas Pasangan Capres-Cawapres dari Perspektif Media Massa" yang diselenggarakan di Kopi Politik, Jumat (25/1).

Meski tidak sama persis, kata Karyono, kemungkinan Prabowo akan membuat seperti zaman order baru bisa saja terjadi. Sebab, Prabowo melihat kebebasan pers saat ini sudah terlalu bebas.

BACA JUGA: Respons Jokowi Soal Prabowo Diserang Tabloid Indonesia Barokah

"Prabowo ini lahir dari pejabat militer di era orde baru. Jadi karateristik Orba ini masih melekat di Prabowo, meskipun dia tidak akan bisa membawa seperti orba, karena kontrol publik saat ini sangat kuat dan ada UU yang melindungi media," beber Karyono.

Sementara Wapimred Harian Kompas Tri Agung Kristanto menilai sikap Prabowo dan timnya yang kerap betentangan dengan media bahkan melaporkan media ke dewan pers adalah langkah yang tepat. Biarkan dewan pers yang menilai.

BACA JUGA: Maruf Amin Hadiri Banua Bertablig di Binuang

"Jika kemudian adanya penolakan untuk diwawancarai saya melihat di satu sisi itu adalah kerugian. Kesadaran untuk menggunakan media untuk kepentingannya itu harus dibangun," ujar pria yang juga Anggota Dewan Kehormatan PWI ini.

Mengenai sikap keras Prabowo kepada media, Tri Agung menganggap itu hanya sekadar statemen. Karena sebagai capres, dia tahu betul posisi media.

"Bisa juga itu adalah strategi kampanye Prabowo karena Pak Jokowi sudah menjadi media daring, dan bagi Prabowo untuk menjadi media daring tidak mudah hanya akan menjadi follower Pak Jokowi. Ini juga bisa jadi agar menjadi top of mine yang selalu diingat masyarakat dan cara yang baik adalah melakukan kontroversi," tegasnya.

Redaktur Harian Rakyat Merdeka Siswanto menambahkan, ada satu kejadian yang sangat mengerikan yang dilontarkan oleh Prabowo dalam sebuah acara. "Prabowo mengatakan dalam sebuah acara jangan akui dia wartawan, ini sangat bahaya," ujarnya.(jpnn)

Siswanto menduga kebebasan pers terancam jika Prabowo jadi persiden besar kemungkinan tetap ada. Tapi jika melakukan pembredelan media Siswanto menilai sulit untuk era sekarang. "Ancaman terhadap pribadi mungkin iya, tapi kalau membredel media saya yakin tidak akan terjadi," Tutupnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Temui Ulama di Madura, Ketum PPP Humphrey: Target Kami Memenangkan Prabowo


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler