Kalau Rupiah Ambyar Terus Seperti Ini, April 2020 Bisa..

Kamis, 19 Maret 2020 – 17:18 WIB
Ilustrasi rupiah. Foto: ridha/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ambyar pada Kamis (19/3) sore, mendekati level Rp 16.000 per dolar AS.

Rupiah ditutup melemah 690 poin atau 4,53 persen menjadi Rp 15.913 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.223 per dolar AS.

BACA JUGA: Bank Jual Dolar Sudah Tembus Rp 16.000, Simak Daftarnya

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menngungkapkan, penyebaran wabah Virus Corona atau COVID-19 yang semakin mengkhawatirkan dan menyebabkan kepanikan pasar membuat Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen.

"Apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia sudah mengikuti anjuran bank sentral global, tetapi BI tidak bisa menjaga stabilitas mata uang rupiah akibat pasar yang panik karena dinamika penyebaran Virus Corona sangat cepat," ujar Ibrahim seperti dikutip dari Antara, Kamis (19/3).

BACA JUGA: Rupiah Ambyar, Bamsoet Minta Masyarakat Tidak Panik

BI juga menurunkan suku bunga deposit facility turun 25 bps menjadi 3,75 persen dan suku bunga lending facility turun 25 bps menjadi 5,25 persen.

Menurut Ibrahim, terus bertambahnya kasus positif COVID-19 membuat pelaku pasar menghindar aset-aset berisiko salah satunya mata uang rupiah.

BACA JUGA: Rupiah Ambyar, Mbah Mijan Gembira

"Level 16.000 adalah level kunci, di mana apabila terlewati maka rupiah akan terus melemah dan dalam kondisi saat ini, wajar kalau rupiah nanti bisa bertengger di 16.500 di bulan April 2020," kata Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp 15.288 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 15.288 per dolar AS hingga Rp 15.913 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 15.712 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 15.223 per dolar AS. (antara/jpnn)
Bu Risma Bakal Pasangan dengan Anies?


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler