jpnn.com - NILAI tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan pekan ini, Senin (24/8), masih tertekan. Rupiah kembali melemah hingga ke level psikologis Rp 14.000. Dengan nilai tukar yang masih tertekan ini, beberapa pihak menyebut bahwa revolusi mental Jokowi-JK kian terpental.
"Semua pihak sepakat saat ini bangunan ekonomi Indonesia sedang goyah, ditandai pelemahan nilai tukar rupiah dan ancaman pemutusan hubungan kerja di berbagai perusahaan," kata Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Beni Pramula, Senin (24/8).
BACA JUGA: Rupiah Terkapar, Dirut Pelindo II tak Gentar
Menurutnya, apabila kondisi ekonomi semakin lesu dan tak menentu sementara kegaduhan politik kian tak teratasi, maka masa depan Indonesia bakal suram.
"Kita tentu tidak ingin hal itu terjadi. Untuk itulah Jokowi-jk harus segera mengakhiri kekuasaannya jika tidak mampu memperbaiki kondisi ekonomi bangsa yang kian terpuruk," ujar dia.
BACA JUGA: Ical: Indonesia Sudah Krisis
Beni memaparkan, data Bloomberg pada pukul 08.45 WIB menunjukkan, mata uang Garuda anjlok ke posisi 13.932 per dollar AS, dibandingkan penutupan minggu lalu pada level 13.885.
"Sentimen pemerintahan baru dan segala program kerja yang dibuat tidak mampu menepis pengaruh global yang terus menekan rupiah," ujarnya.
BACA JUGA: Adik-adik Cantik JKT48 Ini Meriahkan Kehadiran Honda BR-V di GIIAS 2015
Bahkan, lanjut Beni, pada awal 2015 ketika program-program Jokowi sudah mulai terlihat arahnya, belum juga mendapat respons positif dari pasar keuangan, malah cenderung semakin memburuk.
Beni lantas menegaskan, sejarah telah membuktikan apabila satu negara mengalami pelemahan ekonomi, kegaduhan politik, dan daya beli masyarakat melemah maka itu akan mengundang intervensi kepentingan asing yang lebih kuat untuk masuk dan merusak tatanan kehidupan berbangsa.
"Kita juga tentu tidak ingin megulang sejarah kegaduhan 1998. Maka kini tarik mandat dan luruskan kiblat bangsa sebelum terlambat," kata dia.
Dia pun meminta agar Jokowi mengingar Uni Soviet yang bangkrut dan bubar karena telat mengambil sikap. "Kita tidak boleh lengah menghadapi kondisi saat ini. Kalau kita telat ambil sikap, maka Indonesia akan menjadi sejarah negara gagal dan bangkrut dikepemimpinan Jokowi," ujarnya. (mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Sebut Ekonomi Melambat karena Kisruh Korsel-Korut
Redaktur : Tim Redaksi