“Temuan uang palsu saya melihat mengalami peningkatan. Setelah Pilukada, ada laporang yang masuk ke BI yang nyaris setiap hari ada temuan uang palsu dari bank,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar, Hilman.
Hilman menjelaskan, peningkatan terhadap temuan uang palsu itu terlihat dari temuan BI pada bulan-bulan sebelumnya. Sebelum September 2012, paling banyak biasanya BI hanya menerima laporan temuan uang palsu sebanyak 25 lembar saja setiap bulannya. Namun, setelah Pilkada, Tepatnya akhir September, temuan uang palsu yang dilaporkan mencapai 102 lembar.
Sedangkan sampai dengan akhir Oktober 2012, BI menerima laporan temuan uang palsu sebanyak 71 lembar. Sampai dengan akhir Oktober, jumlah uang palsu yang diterima oleh BI berjumlah 533 lembar yang bernilai Rp38 juta. “Kemungkinan akhir tahun akan meningkat lagi,” lanjut Hilman.
Lebih lanjut dia menjelaskan, peningkatan terhadap temuan uang palsu ini diperkirakan akan terjadi sebelum dan pada saat Pilkada. “Dugaan saya terhadap peningkatan temuan uang palsu ini sebelum Pilkada, tapi kenyataannya temuan uang palsu itu setelah Pilkada. Kemungkinan beredarnya pada saat pilkada, dan baru ditemukan setelah pilkada,” jelasnya.
Hilman mengungkapkan, untuk jumlah kasus temuan uang palsu ini Kalbar tidak separah di Pulau Jawa. “Saya yakin, uang palsu itu tidak dibuat di Kalbar. Kemungkinan dibuat di Jawa, kemudian disuplay ke Kalbar. Jadi, Kalbar hanya menjadi daerah sasaran peredaran uang palsu saja,” ujarnya.
Dia juga memeparkan, sasaran peredaran uang palsu itu dilakukan kepada masyarakat kecil yang masih kurang paham dengan keaslian uang. Seperti halnya pedagang kecil dan pedagang yang sudah berusia tua. Serta peredarannya terjadi pada malam hari. “Oleh karena itu, tetap waspada dan kenali uang jenis uang,” himbau Hilman. (afi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 820 Orang Tewas di Jalan
Redaktur : Tim Redaksi