Kalbe Nutritionals All Out Melakukan Edukasi soal Diabetes

Sabtu, 07 November 2020 – 02:58 WIB
Director of Special Needs & Healthy Lifestyle Nutrition Kalbe Nutritionals Tunghadi Indra berbincang Brand Manager Diabetasol Yunita Chandrawati. Foto: Kalbe

jpnn.com, JAKARTA - Director of Special Needs & Healthy Lifestyle Nutrition Kalbe Nutritionals Tunghadi Indra mengatakan, pihaknya berkomitmen melakukan edukasi diabetes berkelanjutan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara di Asia.

Saat ini Diabetasol juga hadir di beberapa negara lain, seperti Filipina, Malaysia, Sri Lanka, dan Myanmar.

BACA JUGA: Cara Kalbe Nutritional Mengapresiasi Pemuda Penjual Snack Fitbar

“Kondisi diabetesi saat ini sangat berisiko tinggi di saat pandemi covid-19. Dengan menjaga gula darah, dapat membantu menurunkan risiko diabetesi terkena komplikasi covid-19,” kata Tunghadi, Jumat (6/11).

Tunghadi menambahkan, angka prevalensi diabetes di dunia dan Indonesia yang meningkat ditambah risiko yang bisa terjadi kepada para diabetesi saat pandemi ini menunjukkan diabetes perlu perhatian khusus dari semua kalangan.

BACA JUGA: Kalbe Farma Bangun Laboratorium Bibit Unggul

"Diabetes memang tidak bisa disembuhkan, tetapi manajemennya sangat perlu diperhatikan. Selain itu dukungan dari support system di sekitar diabetesi juga sangat dibutuhkan,” ungkap Tunghadi.

Executive Committee Member IDF Western Pacific Region Sidartawan Soegondo menjelaskan, sebanyak 90 persen diabetesi adalah pasien diabetes tipe 2 atau diabetes melitus.

Kenaikan jumlah diabetesi tipe 2 ini didorong oleh kondisi saling mempengaruhi yang kompleks antara pertumbuhan sosio-ekonomi, demografis, lingkungan, dan faktor genetis.

Kontributor utama lainnya termasuk arus urbanisasi, populasi penduduk yang menua, berkurangnya aktivitas fisik di tengah masyarakat urban, dan meningkatnya obesitas serta kelebihan berat badan.

“Tingginya jumlah diabetesi membuat pengendalian diabetes membutuhkan perhatian semua orang dan juga kebijakan nasional dengan pendekatan terintegrasi,” kata dia.

Dia menambahkan, kehadiran komunitas masyarakat sadar diabetes dan keluarga peduli diabetes dibutuhkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan masyarakat dalam mengendalikan diabetes.

“Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk melaksanakan upaya kesehatan,” sambung dia.

Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Ketut Suastika memperingatkan bahwa menurut data IDF, Indonesia berstatus waspada diabetes.

Sebab, Indonesia menempati urutan ketujuh dari sepuluh negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi, yakni 10.681.400 orang per tahun 2020 dengan prevalensi 6,2 persen.

“Yang paling banyak di Indonesia adalah kasus diabetes tipe dua yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Melihat angka yang sangat besar, artinya setiap orang memiliki kerabat, teman, atau bahkan keluarga yang mengalami penyakit diabetes,” ungkapnya. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler