Kalbe Produksi Dialyzer Lokal Pertama, Tekan Ketergantungan Impor Alat Kesehatan

Minggu, 22 Desember 2024 – 16:12 WIB
Ruang produksi Dialyzer RenaCare di Pulogadung, Jakarta Timur. Foto: Tim Kalbe

jpnn.com, JAKARTA - PT. Kalbe Farma Tbk (Kalbe), melalui PT. Forsta Kalmedic Global, mengumumkan komitmen dalam menyediakan inovasi produk dan alat kesehatan berkualitas tinggi.

Langkah itu sejalan dengan dukungan terhadap program pemerintah untuk ketahanan kesehatan nasional, dan mendorong kemandirian industri kesehatan dalam negeri.

BACA JUGA: APJI dan Kalbe Nutritionals Gaungkan Gaya Hidup Sehat, Berdayakan UMKM Kuliner Lokal

Dialyzer, yang diketahui merupakan bahan habis pakai penting dalam prosedur hemodialisis, kini diproduksi secara lokal dengan merek RenaCare.

Direktur PT. Kalbe Farma Tbk, Kartika Setiabudy menyatakan pihaknya percaya penyediaan fasilitas produksi dialyzer di dalam negeri merupakan bagian dari komitmen dalam meningkatkan akses kesehatan.

BACA JUGA: Dukung Program Makanan Bergizi Gratis, Kalbe Luncurkan Milk Pro

"Kami terus mendukung program pemerintah terkait kemandirian kesehatan, termasuk dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN),” ungkap Kartika Setiabudy saat ditemui di Pulogadung, Jakarta Timur, baru-baru ini.

Proses hemodialisis yang dilakukan 2-3 kali seminggu oleh pasien gagal ginjal kronis, melibatkan banyak penggunaan mesin dialisis dan dialyzer.

BACA JUGA: Terobosan Baru Kalbe Farma untuk Perawatan Luka Akibat Diabetes

Sebanyak 99 persen pasien cuci darah dijamin oleh BPJS, dan kebutuhan hemodialisis di Indonesia terus meningkat.

Dari total populasi 267 juta, sekitar 1,5 juta orang menderita gagal ginjal kronis dengan 159 ribu orang menjalani cuci darah.

Menurut data BPJS Kesehatan, cuci darah merupakan tindakan dengan biaya terbesar keempat pada pengeluaran BPJS, dengan total pengeluaran mencapai Rp 2,9 triliun pada 2023.

Sebanyak 85 persen pasien cuci darah berada pada usia produktif, sehingga masalah ini berpotensi menyebabkan dampak sosial ekonomi yang signifikan.

Pentingnya penyediaan alat kesehatan dialyzer berkualitas diklaim menjadi makin jelas.

Dengan adanya produk lokal, pemanfaatan dana BPJS dapat lebih efektif, tidak hanya untuk akses kesehatan pasien gagal ginjal, tetapi juga mendukung industri alat kesehatan lokal.

Direktur PT. Forsta Kalmedic Global, Yvone Astri Della Sijabat menuturkan Dialyzer RenaCare yang diproduksi lokal telah memenuhi lebih dari 40 persen komponen lokal (standar TKDN).

Keberadaan industri hemodialisis mandiri dinilai dapat mengurangi impor, menciptakan lapangan kerja, dan memastikan ketersediaan alat kesehatan lebih terjangkau.

Forsta menjadi perusahaan pertama di Indonesia dan kedua di ASEAN yang memiliki fasilitas produksi dialyzer.

“Produksi lokal dialyzer menghilangkan bea impor dan biaya pengiriman internasional, sehingga membuat biaya perawatan hemodialisis lebih aksesibel bagi pasien,” kata Yvone.

Produksi juga mengurangi ketergantungan pada impor dan memastikan ketersediaan produk meskipun dalam keadaan krisis global.

Pencapaian Forsta telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, dan BPJS Kesehatan.

Forsta juga telah melakukan transfer teknologi dengan mitra dari Italia dan meluncurkan produknya di Medica, Jerman, dengan dukungan dari Kemendag dan KBRI di Berlin.

Dialyzer produksi Forsta baru-baru ini meraih Penghargaan Karya Anak Bangsa dari Kemenkes sebagai fasilitas produksi dialyzer pertama di Indonesia. (mcr31/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalbe Dukung Pemerintah Kembangkan Inovasi Fasilitas Stem Cell dan Bioteknologi


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler