jpnn.com, JAKARTA - Geopolitik yang terjadi memunculkan berbagai macam efek pada ekonomi dunia, salah satunya adalah inflasi.
Tak cuma di berbagai negara, efek itu juga dirasakan oleh Indonesia.
BACA JUGA: Kaleidoskop 2022: Ini Daftar HP yang Meluncur di Indonesia, Harganya Mulai Rp 3 Jutaan
Berbagai macam barang kebutuhan pokok sehari-hari ikut terkerek naik perlahan. Fluktuasi harga itu terjadi sepanjang 2022.
JPNN.com merangkum berbagai kenaikan harga barang sepanjang 2022:
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Bikin Tersenyum, Bisa Untung Besar
1. Minyak Goreng
Harga minyak goreng pada awal 2022 masih sempat meroket hingga di atas Rp 50 ribu per kemasan dua liter.
Gonjang-ganjing harga minyak goreng membuat Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menghentikan ekspor CPO pada Kamis, 28 April 2022 hingga 23 mei 2022.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Tak Bersahabat, Aduh!
Presiden Jokowi juga mengubah jajaran pembantunya, yakni Menteri Perdagangan dari Muhammad Lutfi menjadi Zulkifli Hasan.
Mendag Zulhas sapaan karibnya berjanji akan menurunkan harga minyak goreng dengan berbagai cara. Salah satunya, adalah meluncurkan MinyaKita dengan harga Rp 14 ribu per liter pada Juli 2022.
2. Kedelai
Kedelai menjadi salah satu komoditas penting di dalam negeri karena menjadi bahan baku pembuatan lauk masyarakat, yakni tempe dan tahun.
Keberadaan kedelai sempat tersendat lantaran gejolak global yang memengaruhi harganya.
Harga kedelai sempat naik turun sepanjang 2022, bahkan pada Desember 2022 pengrajin tahu sempat mengadakan mogok berjualan karena kesulitan mendapatkan bahan baku.
Sepanjang 2022 ini hingga November, harga rata-rata nasional kedelai telah naik 4,96 persen atau setara Rp 700, dari Rp 14.100 per kilogram menjadi Rp 14.800 per kilogram.
Intervensi diberikan untuk menurunkan harga kedelai dengan berbagai subsidi pembelian.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan subsidi kedelai untuk perajin tahu dan tempe akan ditambah menjadi Rp 3.000 per kilogram, dari semula Rp 1.000 per kilogram.
Usulan penambahan subsidi itu muncul dari Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).
3. BBM
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) hari ini, Sabtu (3/9).
Menurutnya, pemerintah sudah berusaha sekuat tenaga untuk melindungi masyarakat dengan subsidi. Namun, keputusan dalam situasi sulit ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM.
Presiden menyebutkan selama ini subsidi BBM dinikmati oleh masyarakat mampu sebesar 70 persen.
Harga BBM Peralite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter.
Kemudian, harga BBM Solar subsidi Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Harga Pertamax Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
4. Beras
Bahan pokok yang amat krusial yakni beras juga perlahan harganya terkerek. Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa memprediksi harga beras di dalam negeri akan terus naik.
Andreas menilai kenaikan harga beras di Indonesia akan mencapai puncaknya pada Desember 2022 - Januari 2023.
Bank Dunia yang mengutip laporan Indonesia Economic Prospect (IEP) edisi Desember 2022, yang menyebut harga beras di Indonesia tertinggi se-ASEAN. Bank Dunia menyebut harga beras di Indonesia 28 persen lebih tinggi dibandingkan di Filipina.
Harga beras di Indonesia bahkan dua kali lipat lebih tinggi dari harga di Vietnam, Kamboja dan Myanmar. Beras kualitas bawah I saat ini dibanderol Rp 11.400 per kg, sedangkan kualitas bawah II Rp 11.100 per kilogram.
Pemerintah pun menggelontokan impor 400-ribuan ton pada akhir 2022.
5. Rokok
Kenaikan harga rokok memang belum terjadi, tetapi hal itu pasti akan terjadi pada awal 2023 mendatang.
Pasalnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah mengetok cukai rokok naik pada 2023.
Adapun kenaikan itu rata-rata 10 persen pada periode 2023-2024.
Sri Mulyani memerincian kenaikan rokok rata-rata tertimbang, yakni dari golongan Sigaret Kretek Mesin (SKM), Sigaret Putih Mesin (SPM), dan Sigaret Kretek Tangan (SKT). Menurutnya, SKM akan naik rata-rata 11,5 persen hingga 11,75 persen.
Selain itu, SPM 1 dan 2 naik 11 persen hingga 12 persen.
Lalu, SKT 1, 2, dan 3 naik lima persen. "Rokok elektrik naik 15 persen dan Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya naik 15 persen," ungkap Sri Mulyani. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul