jpnn.com, JAKARTA - Air Kali Sunter di Jalan Cipinang Muara 1, Pondok Bambu, Jakarta Timur, berubah menjadi biru akibat tercemar pembuangan limbah dari kegiatan usaha milik warga. Namun, belum diketahui oknum yang membuang limbah.
“Kalau warna itu bisa jadi dari proses painting, pengecetan. Kami akan lakukan verifikasi lapangan terkait ada dugaan kalau ada kegiatan usaha yang tidak mengolah air limbahnya,” kata Kasi Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Rusliyanto.
BACA JUGA: Sumber Busa di Kali Bekasi Berasal dari Usaha Laundry?
BACA JUGA: Limbah Kosmetik dan Popok Ancaman Kualitas Air di Sungai
Rusliyanto belum dapat memastikan bengkel cat mana yang membuang limbah Kali Sunter karena harus berkoordinasi dengan Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur guna mengetahui asal saluran air yang digunakan membuang limbah.
BACA JUGA: Kali di Bekasi Kembali Berbusa
“Kita belum bisa memastikan ada crossing darimana sumbernya. Kalau dari sepanjang jalan ini kami tidak menemukan adanya sumber yang diduga mencemari kali sampai berwarna biru itu,” ujarnya.
Dia menyebut pencemaran yang dilakukan industri rumahan merupakan satu sebab tercemarnya kali, sungai, situ, waduk, dan embung di Jakarta.
BACA JUGA: Kerap Dialiri Limbah, Air Jadi Putih dan Beraroma Menyengat
Pihaknya bakal segera melakukan uji laboratorium terhadap air Kali Sunter guna memastikan tingkat pencemaran akibat limbah industri rumahan tersebut.
“Kami akan lakukan verifikasi lapangan terkait ada dugaan kalau ada kegiatan usaha yang tidak mengolah air limbahnya. Karena di DKI sudah mengatur setiap kegiatan usaha wajib mengelola limbahnya,” tuturnya.
BACA JUGA: Ini Cara KLHK Hilangkan Pencemaran Lingkungan di Sungai Citarum
Anggota UPK Badan Air yang bertugas di Kali Sunter, Mahfud, 50, menjelaskan perubahan warna air yang sempat viral di media sosial bukan yang pertama kalinya terjadi.
“Ini sudah kejadian dari tahun 2014, warna kali berubah juga enggak cuman jadi biru. Pernah warna merah, putih, cuman enggak terlalu pekat seperti kemarin,” kata Mahfud.
BACA JUGA: Pengusaha Sebut Penanganan Kasus Limbah di Batam Terlalu Lamban
Ia menyatakan, air kali tersebut diduga terkontaminasi limbah cat. Hal itu diperkuat dengan aroma cairan tiner yang digunakan untuk kegiatan industri seperti bengkel cat. Dugaan tersebut juga didasari karena di sekitar Jalan Muara I tempat cairan warna biru pekat itu keluar terdapat aktivitas bengkel reparasi mobil.
“Baunya seperti tiner, setiap bulan bisa sekali sampai dua kali kejadian berubah warna. Kalau untuk laundry dekat sini enggak ada, adanya tempat cat mobil,” ujarnya. (jpc/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK Jelaskan Penanganan Pencemaran 3 Sungai Besar
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti