Kalimat Jokowi ke Rizal Ramli: Kalau Cuma Modal Berani, ya Preman

Minggu, 25 Oktober 2020 – 13:12 WIB
Rizal Ramli cerita pertemuannya dengan Presiden Jokowi. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom senior Rizal Ramli mengisahkan pertemanannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pertemanan itu berawal saat Jokowi yang masih tercatat sebagai Gubernur DKI Jakarta meminta tolong terkait penyelesaian proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang mangkrak.

BACA JUGA: Rizal Ramli Blak-blakan soal Hubungannya dengan Jokowi meski Dipecat dari Kursi Menteri

Rizal mengaku masih menjabat penasihat ekonomi Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) ketika Jokowi meminta tolong. Menurutnya, kala itu Jokowi sangat ingin proyek MRT bisa rampung, tetapi terhambat karena nilai proyek yang tinggi. 

Jokowi, seperti dikisahkan Rizal, telah mengganti direksi PT MRT Jakarta. Namun, pergantian direkri itu itu bukan solusi karena proyek MRT tak kunjung terealisasi.

BACA JUGA: Detik-detik 30 Polisi Menangkap Gus Nur Tengah Malam

Rizal mengungkapkan itu melalui  tim medianya, Minggu (25/10). Selain itu, pria yang kondang disapa dengan panggilan RR tersebut juga sudah mengisahkan pertemanannya dengan Jokowi saat menjadi tamu untuk kanal Karni Ilyas Club di YouTube.

"Saya sudah ganti direksinya buat menurunkan biaya, enggak jalan juga. Sepertinya harus negosiasi sama Jepang-nya langsung. Saya enggak punya hubungan di luar negeri, minta tolong Mas Rizal,” kata Rizal tokoh kelahiran 10 Desember 1954 itu menirukan ucapan Jokowi.

BACA JUGA: Penyidik Bareskrim jadi Imam Salat Berjemaah, Gus Nur Makmum

Sepekan setelah itu, Rizal Ramli bertemu dengan bos MRT yang dimaksud Jokowi di Tokyo, Jepang. Rizal lantas meminta bos perusahaan Jepang tersebut melakukan renegosiasi di Jakarta.

Dengan begitu, proyek tetap bisa jalan kembali. “Akhirnya proyek itu jalan,” tutur Rizal. 

Menurut Rizal, kabar tentang proyek MRT bakal berjalan itu membuat Jokowi semringah.

Selanjutnya, kala itu Jokowi lantas mengutus Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menemui Rizal Ramli. 

Ahok datang untuk meminta Rizal sebagai komisaris utama PT MRT Jakarta. Namun, kata Rizal, dia menolak tawaran itu.

Rizal mengaku tidak mengharapkan imbalan ketika membantu proyek MRT.

“Saya enggak mencari kerjaan, gue sibuk. Kalau Jokowi perlu gue, perlu gue mencarikan solusi, enggak apa-apa, network kami banyak,” ucap Rizal Ramli yang kemudian menolak tawaran tersebut ke Ahok.

Walakin, pertemanan dua tokoh itu terus berlanjut saat Jokowi terpilih sebagai Presiden RI pada 2014. Jokowi sempat mengajak Rizal masuk kabinet dan memegang kendali bidang ekonomi

Namun, keinginan Jokowi pupus. Sebab, Jusuf Kalla sebagai wakil presiden kala itu menolak rencana Jokowi memasukkan Rizal ke kabinet.

Rizal pun mengaku tidak heran JK menolaknya ke kabinet.

Menurut pengakuan Rizal, hal yang sama juga pernah dilakukan JK pada periode pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Last minutes saya ditunjuk jadi menteri perindustrian di kabinet pertama SBY. Saya nolak, itu bukan keunggulan saya,” tutur Rizal.

Hal yang sama terjadi waktu era pemerintahan Presiden Jokowi. JK, kata Rizal, terang-terangan selalu menentang kehadiran peraih gelar doktor dari Boston University itu masuk kabinet Jokowi.

“Waktu di (era pemerintahan) Jokowi, dia minta saya jadi Menko Perekonomian, Pak JK enggak setuju.”

Hingga suatu hari, Rizal  dipanggil Jokowi ke Istana Bogor. Kala itu, Jokowi sudah menjabat Presiden RI selama setahun.

Saat Rizal datang, Jokowi menerangkan di Istana Bogor tak ada kopi dan makanan. Sebab, Jokowi sudah menyuruh banyak pesuruh istana untuk keluar.

Hal itu dilakukan demi meminimalisasi kebocoran soal kedatangan Rizal. Selanjutnya, pada pertemuan itu Rizal langsung diminta Jokowi menjabat menteri koordinator bidang kemaritiman.

Namun, lagi-lagi Rizal menolak permintaan Jokowi. Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengaku  tidak menguasai ilmu bidang tersebut.

Namun, kata Rizal Ramli, Jokowi bersikukuh. Mantan wali kota Surakarta itu justru beranggapan Rizal mengerti masalah dan pemberani.

Menurut Rizal, dalam pandangan Jokowi justru sikap itu yang  pas untuk jabatan menteri.

"Saya maunya Mas Rizal, karena Mas Rizal orangnya berani, yang kedua, mengerti masalah. Kalau cuma modal berani saja, ya, preman. Kalau ngerti masalah tak ada keberanian, enggak ada perubahan. Jadi saya mau Mas Rizal," kenang pria asal Padang tersebut.

Rizal pun berkali-kali Rizal menola permintaan Jokowi. Namun, Rizal mempersilakan Jokowi langsung menghubunginya kembali jika membutuhkan bantuan untuk masalah apa pun.

Akhirnya, kata Rizal, Presiden Ketujuh RI itu mengeluarkan jurus mangkus. Jokowi dengan gaya khas Jawa menunjukkan kerendahan hatinya agar RIzal tak menolak tawaran menduduki jabatan menko kemaritiman.

“Mas Rizal, yang minta tolong sebenarnya bukan saya, tetapi yang minta tolong rakyat Indonesia yang kepengin hidupnya lebih baik," tutur pendiri ECONIT Advisory Group itu menirukan ucapan Jokowi.

Jurus itu rupanya ampuh. Rizal bersedia menjabat menko kemaritiman.

Hanya saja, Rizal memasang syarat untuk mau menjabat menko kemaritiman. Jokowi pun bersedia memenuhi syarat tersebut.

"Mendengar itu saya lemas. Akhirnya saya bilang saya ambil hikmahnya, tetapi dengan satu permintaan, enggak lapor-lapor ke Pak JK dan dikabulkan,” ucap Rizal Ramli.

Lebih lanjut Rizal mengatakan, dirinya sudah melakukan banyak hal semasa menjadi menko kemaritiman. Namun pada akhirnya dia terpental dari kabinet pemerintahan Jokowi.

“Ada orang yang terganggu dengan adanya saya. Dahulu JK sangat dominan di tiap sidang kabinet, begitu ada saya, bubar, karena Pak Jokowi lebih dengar saya,” tandas Rizal Ramli. (ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler