Rizal Ramli Blak-blakan soal Hubungannya dengan Jokowi meski Dipecat dari Kursi Menteri

Minggu, 25 Oktober 2020 – 09:27 WIB
Ekonom Rizal Ramli mengaku selalu membantu Presiden Jokowi meski sudah tidak masuk kabinet. foto tangkapan layar YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom senior Rizal Ramli blak-blakan tentang pengaruh Jusuf Kalla dalam Kabinet Kerja di periode pertama Presiden Joko Widodo.

Saat itu, kata Rizal Ramli, Peran JK sangat dominan di kabinet dan sangat didengar Jokowi.

BACA JUGA: Buka-bukaan Soal JK, SBY, dan Jokowi, Rizal Ramli: Saya Selalu Diganjal

Namun, begitu Rizal masuk dalam kabinet Indonesia Kerja sebagai Menko Kemaritiman, peran dominan JK mulai berkurang.

Jokowi punya pilihan lain dan banyak mendengar usulan Rizal Ramli.

BACA JUGA: Rizal Ramli Mengaku Sudah Bicara dengan Mahfud MD dan Moeldoko

"Saat saya bergabung di Kabinet Kerja, memang ada dua orang yang terganggu. Pertama, Pak JK yang biasanya sangat dominan, sangat didengarkan di sidang kabinet. Begitu ada saya berubah, karena Pak Jokowi lebih mendengarkan saya. Dan, apa yang saya sarankan jadi kesimpulan," ungkap Rizal Ramli dalam kanal Karni Ilyas di YouTube.

Kedua, kasus reklamasi. Mantan Menteri Keuangan di era Presiden Abdurahman Wahid ini mengungkapkan, saat itu diputuskan karena peraturannya masih tumpang tindih, reklamasi dimoratorium dulu sembari mempelajari. yang tidak membahayakan go ahead, yang terlalu membahayakan, dekat power station dan sebagainya, itu dihentikan.

BACA JUGA: Detik-detik 30 Polisi Menangkap Gus Nur Tengah Malam

"Rupanya, taipan-taipan reklamasi ini terpengaruh, saya enggak usah sebutkan namanya. Dia lobi lah pakai pengaruh, pake uang, ya diberhentiinlah kita (Rizal, red)," tuturnya.

Rizal Ramli mengungkit kejadian saat dirinya akan dicopot dari jabatannya sebagai Menko Kemaritiman.

Ketika itu dia dipanggil ke Istana. Sesampainya di Istana, sudah ada Jokowi, JK, dan Pramono Anung.

Di situ Jokowi mengungkapkan perlu reorganisasi. Rizal mengaku hanya tertawa ketika dirinya diberhentikan sebagai Menko Kemaritiman.

"Saya ingat waktu itu saya di ILC sampai jam 11 malam. Habis itu saya dipanggil ke istana. Di istana sudah ada Pak Jokowi, Pak JK ada Pramono. Pak Jokowi bilang Mas Rizal kita perlu reorganisasi, terima kasih," kenang Rizal.

"Saya katakan, saya senang kerja dengan Pak Jokowi. Ini Pak JK nih yang lobi supaya saya kagak jadi," sambungnya.

Menurut Rizal Ramli, saat itu JK gelagapan dan membantah terlibat dalam pemberhentian (Rizal) sebagai Menko Kemaritiman. Namun, Rizal tidak percaya dan hanya tertawa.

"Pak JK gelagapan, katanya enggak ada hubungannya, ya saya ketawa saja. Saya happy saja, dikeluarkan dari kabinet biasa saja, karena saya ini profesional. Saya tahu kemampuan saya. Saya benahi BUMN, dari banyak sekali yang merugi jadi untung. Bulog satu tahun saya pegang dari rugi jadi untung Rp 5 triliun, itu di zaman Gus Dur," bebernya.

Semen Gresik, untungnya waktu itu Rp 800 miliar, begitu dipegang Rizal (Presiden Komisaris), untungnya Rp 3,2 triliun atau naik empat kali lipat.

PLN nyaris bangkrut tahun 2000 modalnya minus Rp 9 triliun, kemudian oleh Rizal, modalnya menjadi Rp 104 triliun lebih, tanpa pakai uang negara dan hanya revaluasi aset.

Walaupun sudah tidak jadi pembantu presiden, Rizal Ramli mengaku masih sering memberikan masukan kepada Jokowi.

Dia mencontohkan masalah lobi-lobi harga batu bara USD100. Agar batu bara indonesia bisa diekspor, cuma dikenakan pajak ekspor. Itu menurut Rizal sangat berbahaya karena PLN bisa bangkrut.

Akhirnya Rizal Ramli mengirimkan WhatsApp kepada Jokowi.

Isinya meminta Jokowi tidak menyetujui itu karena PLN bisa bangkrut. Dan, ternyata saat sidang kabinet, Jokowi mengikuti solusi yang diberikan Rizal Ramli.

Jokowi putuskan membatalkan ekspor batu bara 100 persen.

"Jadi saya masih bantu dia (Jokowi) secara enggak langsung kalau menyangkut yang bahaya-bahaya sekali. Saya kasih tahu inilah solusi," tandas Rizal Ramli. (esy/jpnn)

 

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler