Kalimat Prof Zainuddin usai Melihat Guru Honorer Menangis di DPR

Rabu, 29 Januari 2020 – 08:51 WIB
Nunik Nugroho, honorer K2 dari Magelang, yang menangis saat RDPU dengan Komisi X DPR, Selasa (28/1). Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR Prof Zainuddin Maliki merasa bangga menjadi bagian dari sebuah negara besar ketika Presiden ketujuh RI Joko Widodo diundang ke dalam pertemuan negara-negara kelompok ekonomi utama G-20.

Namun di sisi lain, dirinya bertanya-tanya di mana kebesaran republik ini ketika di dalamnya masih ada guru honorer K2 maupun nonkategori yang menangis saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komunitas Pena Emas Persatuan Guru Honorer Republik Indonesia (Komnas PGHRI) dan Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) di Senayan, Jakarta, Selasa (28/1).

BACA JUGA: Bu Nunik Honorer K2 Usia 56 Tahun, Menangis di Ruang Komisi X DPR

"Saya merasa menjadi bagian dari sebuah negara yang besar, tetapi ketika mendengar tangisan dari honorer K2 dan nonkategori, lalu saya bertanya di mana kebesaran negara kita ini? Negara besar ternyata di dalamnya masih ada yang menangis. Di ruang komisi X DPR RI," ucap Prof Zainuddin.

Oleh karena itu, legislator dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini ingin supaya ke depan tidak ada lagi para guru honorer terutama honorer K2 yang menangis.

BACA JUGA: Fahmi PKS Ungkit Janji Jokowi untuk Guru Honorer di Piagam Ki Hajar Dewantara

Dia sepakat dan mendesak pimpinan komisi pendidikan itu untuk menginisiasi rapat gabungan lintas komisi dan kementerian.

"Saya sepakat langkah-langkah kita nanti, kami mendesak pimpinan mengadakan rapat gabungan. Bila perlu tidak hanya dengan menteri pendidikan, tetapi juga menteri keuangan," tegas politikus asal Jawa Timur ini.

BACA JUGA: 2 Poin Usulan Prof Djohar Arifin terkait Masalah Guru Honorer

Dia memahami bahwa pemerintah sedang menghadapi masalah perlambatan ekonomi. Namun, ketika rezim ini punya komitmen tinggi untuk mengangkat dan memberdayakan masyarakat yang lemah, meskipun anggaran negara terbatas tetapi persoalan honorer pasti bisa diselesaikan.

"Problemnya adalah kemauan untuk menempatkan yang lemah mendapatkan prioritas. Salah satu yang lemah ini adalah honorer K2 dan nonkategori. Itu dulu yang diselesaikan. Angkat mereka jadi PNS supaya masa depan bangsa kita ini tidak menjadi suram," tandas Zainuddin. (fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler