Kalsel Boyong 3 Adipura

Rabu, 06 Juni 2012 – 04:37 WIB
JAKARTA - Tiga daerah Kalimantan Selatan membawa pulang Piala Adipura. Ketiga daerah yang mengharumkan nama Banua di tingkat Nasional itu adalah Kota Banjarbaru untuk kategori kota sedang, Kota Martapura (Kabupaten banjar) dan Kota Barabai (Hulu Sungai Tengah) untuk kategori kota kecil. Penghargaan tertinggi tingkat nasional di bidang kebersihan itu diserahkan langsung kepada kepala daerah masing-masing oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat peringatan Hari Lingkungan HIdup Se-Dunia tahun 2012 yang dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/6) kemarin.

Bagi Banjarbaru, Adipura ini merupakan yang kelima.  Sebelumnya, Banjarbaru juga menerima penghargaan serupa pada tahun 1997 saat Banjarbaru masih berstatus Kota Administratif di bawah H Hamidhan B sebagai walikota Administratif. Dua piala Adipura lainnya diraih secara berturut-turut pada tahun 2009 dan 2010 dibawah kepemimpinan Rudy Resnawan.

Tahun 2011 lalu, Kota Banjarbaru juga mendapatkan prestasi yang sama bersama Kota Pleihari, Kabupaten Tanah Laut. Tahun ini, Kota Pleihari harus tersingkir dari ajang paling prestisus yang dihelat Kementerian Lingkungan Hidup tersebut.

Selain memboyong Adipura, Galuh Sally, warga Desa Batumandi, Balangan, Kalimantan Selatan juga berhak atas Kalpataru kategori Perintis Lingkungan.

Presiden SBY dalam amanatnya mengatakan bahwa Hari Lingkungan Hidup Sedunia kita peringati  sebagai bentuk apresiasi negara kita atas  Deklarasi Stockholm pada tanggal 5 Juni 1972. Deklarasi yang juga telah diakui sebagai tonggak sejarah kesadaran masyarakat dunia, atas pentingnya penanganan dan pemeliharaan lingkungan hidup secara bersama.

Dijelaskan, Pada tahun 1992, para pemimpin dunia bertemu dalam KTT Bumi di Rio Janeiro, Brazil dan menghasilkan beberapa kesepakatan global antara lain, Kesepakatan Perubahan Iklim (UNFCCC), Kesepakatan Keanekaragaman Hayati  (UN CBD). "Dalam dua minggu ke depan, saya akan menghadiri peringatan 20 tahun KTT Bumi di Rio. Saya juga sudah menyanggupi permintaan Sekjen PBB untuk berperan sebagai co-chairs High Level Eminent Persons yang akan membahas capaian Millenium Development Goals, dan tindak lanjut setelah 2015," kata SBY.

Ditambahkan, Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Pencanangan Tahun Badak Internasional menjadi tonggak sejarah kesadaran masyarakat dunia, tentang pentingnya komitmen, pandangan, dan prinsip bersama, untuk secara kolektif melindungi dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup umat manusia. "Kita juga sepakat untuk melestarikan dan mencegah kepunahan badak yang hanya tersisa di 11 negara," tambahnya. 

SBY juga menerangkan tema yang diangkat pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini, sebagaimana  ditetapkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) adalah Green Economy; Does It Include You?. Di Indonesia, temanya disesuaikan menjadi “Ekonomi Hijau; Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan”.

"Saya menilai, tema ini sangat penting dan berorientasi masa depan. Karena ekonomi hijau yang dimaksud adalah pembangunan untuk mencapai tiga sasaran besar yaitu, ekonomi terus tumbuh dan memberikan lapangan kerja serta mengurangi kemiskinan, tanpa mengabaikan perlindungan lingkungan, khususnya fungsi ekosistem dan keanekaragaman hayati, serta mengutamakan keadilan sosial," terang SBY.

Prinsip ekonomi hijau, imbuh dia, akan diterapkan sesuai dengan karakteristik, kondisi, dan kebutuhan bangsa dan rakyat Indonesia. Prinsip ekonomi hijau, juga digulirkan pada proses penetapan berbagai bentuk kebijakan, perencanaan dan program, di berbagai sektor pembangunan ekonomi.

"Sebagai wujud dari upaya itu, kita telah berinisiatif untuk melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, pengelolaan hutan, laut dan pesisir secara lestari. Kita lanjutkan pengembangan energi bersih dan terbarukan yang ramah lingkungan," kata SBY.

Sementara itu, Walikota Banjarbaru, H Ruzaidin Noor mengatakan tradisi Adipura yang diraih Kota Banjarbaru, semakin membuktikan bahwa kebersihan kota sudah menjadi darah daging bagi setiap warga. Ruzaidin mengakui, Adipura bukan tujuan akhir, tetapi hanya sebagai tolok ukur kinerja dalam mewujudkan cita-cita Kota Banjarbaru yang Bersih, Hijau dan Sehat untuk menjadi kota yang nyaman bagi warganya.

"Jujur, tahun ini kami tidak merasa bekerja sekeras tahun-tahun sebelumnya. Tetapi, standar kerja yang sudah diterapkan, tanpa kita sadari sudah mewujudkan ke arah itu. Artinya, warga kita semakin memahami kebutuhan mewujudkan kota yang bersih, hijau dan sehat itu," kata Ruzaidin.

Hal senada juga disampaikan Bupati Banjar, H Pangeran Khairul Saleh. Sebagai daerah yang baru mendapatkan, Khairul Saleh dengan tegas mengaku sangat bangga. "Kita sangat banga, lega. Akhirnya yang kita tunggu-tunggu datang jua," kata Khairul yang tampak sangat sumringah.

Betapa tidak gembira. Menurut Khairul, pemerintah Kabupaten Banjar sudah berjuang secara sistematis dengan merancang Perda Kebersihan Lingkungan sejak tahun 2007 lalu. "Dalam Perda itu bahkan ada ancaman maksimal berupa denda Rp25 juta atau kurungan 3 bulan. Ini membuktikan kami sangat serius untuk mewujudkan kota yang bersih dan nyaman," kata Khairul.

Raja Muda Kerajaaan Banjar ini juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh warga Kabupaten Banjar serta para Ulama. "Kita sangat berharap, sebagai kota santri, para ulama untuk terus turut menyisipkan petuah-petuah yang mendorong pada terwujudkan pada kebersihan. Karena dalam agama kita, kebersihan itu bahagian daripada iman," ujarnya.

Bupati Hulu Sungai Tengah, Harun Nurrasyid tidak mau kalah. Menurutnya, Piala Adipura sangat membanggakan. "Piala ini bisa kita raih berkat kerjasama seluruh komponen masyarakat, SKPD, sekolah dan mitra terkait, baik TNI maupun Polri. Luar biasa, kami sangat bangga," pungkasnya.(fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ambil Air Wudu, Nenek 62 Tahun Selamat dari Gempa Sukabumi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler