jpnn.com, PALANGKA RAYA - Provinsi Kalteng mengalami kekurangan jumlah tenaga pendidik yang jumlahnya lumayan banyak. Untuk peningkatan kualitas pendidikan, perlu penambahan guru jenjang SMA.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng, Slamet Winaryo mengatakan, perlu sekitar 2.000 guru SMA, untuk memenuhi kebutuhan seluruh wilayah Kalteng ini. Dua ribu guru tersebut, selain sebagai tenaga pengajar, juga untuk mewujudkan pelayanan yang baik di sekolah.
BACA JUGA: Rekrutmen Guru Kontrak SD dan SMP Tahun Depan
“Mungkin sekitar 2.000 penambahan guru untuk tingkat SMA dan SMK,” katanya saat diwawancarai Kalteng Pos (Jawa Pos Group).
Dijelaskan Slamet, apabila beberapa tahun ke depan tidak ada pengangkatan tenaga pendidik, maka menjadi persoalan di dunia pendidikan Kalteng. Rasio antara guru dan siswa saat ini tidak sebanding. Sehingga menjadi kendala untuk peningkatan mutu pendidikan.
BACA JUGA: NTT Kekurangan 302 Guru di Perbatasan
“Maka dari itu, kami mengharapkan dukungan pemerintah pusat mengenai hal ini. Terutama soal penambahan guru di Kalteng,” ucapnya.
Sebenarnya, lanjut dia, tidak hanya untuk jenjang SMA saja yang mengalami kekurangan guru. Tapi, tingkat SD dan SMP juga banyak kekurangan. Lantaran, banyak guru yang pensiun setiap tahunnya. Pengurangan tersebut belum diimbangi dengan penambahan.
BACA JUGA: 2018, Sumsel Kekurangan Guru Sebegini
Slamet menegaskan, meski antara guru dan murid tidak sebanding, namun hal tersebut tidak bisa dijadikan pedoman mewujudkan pelayanan yang baik dalam dunia pendidikan. Karena, pada dasarnya, meningkatkan pelayanan pendidikan lebih kepada sarana dan prasarana hingga kecukupan jumlah guru.
“Meski rasio tidak memengaruhi, namun tetap saja kita mengharapkan perhatian pusat soal penambahan guru,” pungkasnya.
Dari sebaran guru tidak ada masalah. Masih ada beberapa guru yang harus mengajar di sekolah lain, untuk memenuhi Rombongan Belajar (Rombel) yang masih kurang.
“Karena harus memenuhi jam mengajar, sehingga tidak sedikit yang mengajar di sekolah lain. Namun yang pasti hal ini bukan dikarenakan terjadi penumpukan guru atau kelebihan, tapi karena jam mengajar harus dipenuhi,” tukasnya. (ari/ce/abe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Minggu Guru Honorer tak Mengajar, Pendidikan Lumpuh
Redaktur & Reporter : Soetomo