Kamar Keluarga Tawarkan Peluang Income dari Lahan dan Properti Tidak Produktif

Sabtu, 28 September 2019 – 17:44 WIB
CEO Kamar Keluarga Charles Kwok (kanan) dan COO Kamar Keluarga Ferry Lukas menujukkan cara pemesanan kamar melalui website kamarkeluarga.id saat berada di unit Kamar Keluarga yang ada di Duri Kosambi. Foto Kamar Keluarga

jpnn.com, JAKARTA - PT Hoppor International atau Kamar Keluarga membuka peluang kerja sama bagi masyarakat yang memiliki lahan atau bangunan tidak terpakai untuk dijadikan bangunan indekos dengan konsep co-living.

Direktur Utama Hoppor International Charles Kwok mengatakan menjawab kebutuhan indekos co-living yang semakin tinggi, Kamar Keluarga membuka peluang bagi masyarakat pemilik lahan maupun bangunan tidak terpakai untuk dijadikan passive income. 

BACA JUGA: Pameran Properti di JCC: Ada Rumah Bersubsidi Harga Rp 135 Juta

“Kamar Keluarga akan membangun lahan maupun bangunan tidak terpakai menjadi bangunan kamar kos-kosan yang aman, nyaman dan terjangkau. Nantinya kami akan memberikan bagi hasil untuk pemilik lahan maupun bangunan awal dengan besaran disesuaikan dengan pembangunan yang dilakukan Kamar Keluarga,” kata Charles, Jumat (27/9).

Charles menambahkan sesuai dengan salah satu pilar bisnis perusahaan, yakni Kamar Keluarga Aset, disini perusahaan bekerjasama dengan banyak investor. Investor di sini maksudnya adalah pemilik lahan yang sulit untuk dijual atau lahan peninggalan orang tuanya seperti rumah warisan, rumah tua, bisa diubah oleh Kamar Keluarga dengan skema kerjasama yang baik agar menghasilkan passive income.

BACA JUGA: PT Adhi Commuter Properti Percepat Pengembangan Kawasan TOD di Stasiun Bogor

"Nantinya mereka akan mendapat uang sewa jangka panjang 10-25 tahun tergantung besarnya dana yang kami keluarkan. Setelah dimasa akhir penyewaan maka bangunan akan menjadi milik mereka, terserah mereka mau perpanjang atau tidak,” ujar Charles.

Charles menambahkan Kamar keluarga unggul dalam memaksimalkan lahan terbatas namun menjadi sangat efektif, seperti membangun 32 kamar kos di atas tanah 105 meter. Dengan demikian dapat memaksimalkan passive income kepada pemilik lahan/bangunan.

Selanjutnya, Kamar Keluarga akan mengelola indekos tersebut secara professional. Untuk itu, Kamar Keluarga bekerja sama dengan berbagai aplikasi seperti Traveloka, Tiket.com, Agoda, Booking.com, AirBnB, PegiPegi, Airy Rooms, dan Mister Aladin untuk layanan pemesanan kamar.

Sementara Direktur Hoppor International, Ferry Lukas mengatakan Kamar Keluarga menyediakan layanan hunian co-living dengan jaringan terlengkap di Indonesia. Saat ini kamar yang dimiliki Kamar Keluarga sebanyak 2.041 di 75 lokasi strategis dan gampang diakses oleh transportasi umum yang berada di Jabodetabek dan Bandung.

Kamar Keluarga memanfaatkan teknologi untuk memberikan fasilitas dan pelayanan yang komprehensif sehingga seluruh kebutuhan end to end pelanggan bisa terpenuhi hanya dengan telepon genggam saja.

“Kamar Keluarga ini beda, karena kami menggunakan konsep co-living. Yang membedakan adalah, di Kamar Keluarga kita juga membangun komunitas. Penghuni kos nantinya tidak hidup sendiri-sendiri, kami mempertemukan mereka dengan membuat acara-acara edukasi, talkshow, mengundang ahli-ahli yang menarik untuk pengembangan diri penghuni juga,” kata Ferry.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler