jpnn.com - jpnn.com -Kamerun akhirnya menuntaskan dahaganya selama 15 tahun di ajang Piala Afrika. Setelah terakhir menjadi juara di tahun 2002, Kamerun akhirnya kembali naik tahkta.
Dalam final Piala Afrika 2017 di Stade d'Angondje Gabon, Senin (6/2) dini hari WIB, Kamerun menang 2-1 atas Mesir.
BACA JUGA: Jelang Brasil vs Kamerun, Etoo Diragukan Tampil
Hasil ini membawa Kamerun meninggalkan Ghana sebagai pengoleksi gelar terbanyak kedua di ajang Piala Afrika. Kamerun mengoleksi lima gelar dari tujuh kali ke final, sedangkan Ghana empat gelar dari sembilan kali ke partai puncak.
Sementara Mesir masih menjadi negara yang paling banyak mengolkeis gelar dengan tujuh titel. Bagi Kamerun, kemenangan kali ini sekaligus membalas kekalahan dari Mesir pada partai final Piala Afrika 2008 di Ghana.
BACA JUGA: Kamerun Tanpa Etoo di Laga Kedua
Pada laga final kali ini, Mesir mampu mencetak gol lebih dahulu melalui Mohamed Elneny pada menit ke-22. Pemain asal klub Arsenal itu sukses menjebol gawang Fabrice Ondoa setelah memanfaatkan umpan winger asal AS Roma, Mohamed Salah.
Gol itu bertahan sampai jeda pertandingan dan membuat Kamerun bermain kian agreif pada paruh kedua. Nikolas N'Koulou akhirnya bisa menyamakan skor usai mengkonversi umpan Benjamin Moukandjo pada menit ke-59.
Dua menit jelang waktu normal berakhir, pemain yang baru masuk pada awal babak kedua, Vincent Aboubakar, muncul sebagai pahlawan Kamerun. Aboubakar menceploskan gol kemenangan pada menit ke-88.
Gelar ini menjadi bukti tangan dingin pelatih Hugo Broos, yang menyulap Kamerun dari tim tanpa motivasi, menjadi pasukan singa yang sulit dikalahkan dan haus kemenangan, sesuai julukan mereka Les Lions Indomptables.
"Memang benar ketika datang ke Kamerun setahun yang lalu, saya menemukan sekelompok pemain yang tidak termotivasi. Jadi saya harus mengubah itu," ucap Broos seperti dilansir Soccerway.
"Mereka datang tidak demi bermain untuk tim nasional, tetapi karena mereka diwajibkan. Karena pelatih meminta mereka untuk datang. Jadi, saya mengubah komposisi dan menaruh beberapa pemain muda lalu kami mulai melakukan pekerjaan yang baik," imbuhnya.
Kemenangan di Gabon bukan target puncak Kamerun. Mereka merasa masih bisa lebih baik dan mengejar target yang lebih tinggi, yaitu berprestasi di Piala Dunia 2018.
"Kami memiliki tim yang masih belum pada tingkat tertinggi. Kami bisa lebih baik, saya pikir ini hanya awal. Ini bukan sekelompok pemain sepak bola, ini adalah teman bermain. Itu sebabnya para pemain di bangku cadangan terus memotivasi. Melawan Senegal, melawan Ghana dan hari ini melawan Mesir, semua pemain membuat perbedaan," urai pelatih asal Belgia itu.
"Apa yang benar-benar penting bagi saya adalah hasil. Saya senang bahwa kami telah memenangi trofi ini. Menunjukkan bahwa kami telah bekerja dengan baik - terutama selama bulan-bulan terakhir," pungkasnya. (ira/jpg/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek