Kampanye Hitam Untungkan Calon Terzalimi

Politik Dinasti Warnai Pilkada Bekasi

Minggu, 02 Desember 2012 – 21:30 WIB
BEKASI - Suhu politik di Kota Bekasi, Jawa Barat memanas jelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Pilkada yang akan digelar Minggu (16/12) mendatang. Berbagai cara yang dilakukan untuk mendekati pemilih dengan harapan meraup suara sebanyak-banyaknya. Termasuk melakukan kampanye hitam dengan menjatuhkan calon lainnya.

Hal itu diungkap mantan Rektor Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi Haris Budiyono. Kata dia, Seharusnya, semua pihak mampu menjaga kondisi yang ada sehingga perhelatan pesta demokrasi di Bekasi tetap berkualitas.

”Hampir di semua ajang Pilkada, aksi black campaign muncul. Karena pada umumnya para kandidat maupun tim sukses mencoba mencari kelemahan lawan-lawannya. Terlebih kepada lawan yang dianggap punya kekuatan dan peluang lebih kuat,” ungkap Haris di Bekasi, Minggu (2/12).

Namun, Haris yang kini aktif sebagai Kepala Pusat Kajian Otonomi dan Pembangunan Daerah (Puskopda) Unisma Bekasi ini berkeyakinan bahwa masyarakat Bekasi sudah cerdas dalam memilih. Munculnya opini yang bernuansa black campaign tidak mempengaruhi sikap masyarakat. ”Mereka sudah mampu membedakan mana yang black campaign, mana yang memang memiliki kapasitas dalam memimpin Bekasi ke depan,” ujar Haris.

Bahkan, lanjut Haris, semakin offensif black campaign yang dilakukan akan semakin menguntungkan kandidat yang diserang. Karena, masyarakat Indonesia lebih iba dan simpatik kepada sosok yang dizalimi. ”Kemenangan seorang kandidat diukur dari sejauh mana content dan program konkret yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Selebihnya, pendekatan kandidat ke masyarakat dan kreatifitas pencitraan. Dan saya melihat, sebagai incumbent, Rahmat Effendi berhasil memimpin Kota Bekasi hingga periode berakhir sampai terjadinya pelaksanaan Pilkada. Ini salah satu ukuran,” ulas Haris.

Pilkada Kota Bekasi diikuti lima pasang calon. Yakni, nomor urut 1 adalah pasangan independen Shalih Mangara Sitompul-Anwar Anshori Mahdum (Salam). Nomor urut 2 pasangan Sumiyati Mochtar Mohamad-Anim Imamudin (SM2) diusung PDIP, PBB, dan PDS. Sumiyati adalah istri mantan Walikota Bekasi Mochtar Mohamad yang lengser karena dipenjara akibat terjerat kasus korupsi. Dan Sumiyati dinilai sebagai salah satu contoh politik dinasti di negeri ini. Tampilnya sang istri di ajang pilkada, dinilai tidak pantas. Terlebih, Mochtar berniat mengawal kemenangan istrinya dari balik penjara. 

Nomor urut 3 pasangan Dadang Mulyadi-Lucky Hakim (Dalu) didukung PAN, Gerindra, dan PPP. Dadang adalah Sekda Kabupaten Bekasi, sedangkan Lucky dikenal sebagai artis. Jejak rekam Dadang Mulyadi sebagai birokrat di Kabupaten Bekasi, dinilai tidak mulus karena sejumlah kasus pernah menerpanya dan hingga kini masih menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Nomor urut 4 pasangan Rahmat Effendi-Ahmad Syaikhu (PAS) diusung Golkar, PKS, Hanura, dan PKB. Nomor urut 5 pasangan Awing Asmawi-Andi Zabidi (Azib) diusung Demokrat. (awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN Makin Yakin Masyarakat Bisa Terima Hatta

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler