"Kampanye yang tidak mencerdaskan justru akan menuai hal negatif, karena tidak memberikan pembelajaran yang positif," ujar Siti lewat pesan singkat kepada pers, Rabu (1/8).
Siti menekankan bahwa Pilkada DKI Jakarta sebagai bagian pilar demokrasi harusnya dibangun dengan menanamkan nilai-nilai yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karenanya, ujar Siti, pendekatan SARA harus dijauhi karena akan mengalihkan perhatian masyarakat dari program serta visi misi para calon.
Siti juga menilai, isu SARA dapat menjadi bumerang bagi yang menggunakannya. Pasalnya, besar kemungkinan hal ini dapat digunakan oleh lawan politiknya untuk menyerang balik. "Ini akan mengurangi bobot calon yang bersangkutan dan tak tertutup kemungkinan isu itu akan digunakan oleh lawan untuk memukul balik yang bersangkutan," katanya.
Seperti diberitakan, kegiatan Safari Ramadhan Foke kerap kali diwarnai ceramah bernuansa SARA dari ustadz di masjid yang dikunjunginya. Salah satunya terjadi dalam kunjungan Foke ke Masjid Jami Assyukur di kawasan Pegangsaan. Ustad Miftah Rais selaku penceramah menyampaikan bahwa jika Foke kalah di putaran kedua maka mesjid akan sepi dari adzan dan dzikir.
"Bisa-bisa adzan di masjid ini tidak ada lagi dan kita nanti juga tidak mendengar dzikir di masjid tercinta ini," ujarnya.
Hal yang sama juga terjadi di Masjid Al-Muttaqin, Kemayoran Jakarta Pusat. Ustad Fahmi Albuqorih mengatakan bahwa ia khawatir Jakarta akan terkena bencana alam jika dipimpin oleh pimpinan non muslim.
"Kalau Jakarta dipimpin non muslim, maka bisa saja jakarta seperti Padang dilanda gempa dan banjir bandang," kata ustad tersebut. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilih Diminta Bijak Sikapi Isu SARA
Redaktur : Tim Redaksi