Kampanye SARA Karena Dibolehkan Jimly

Dipanggil Panwas, Jimly Juga Mangkir

Jumat, 03 Agustus 2012 – 19:43 WIB
JAKARTA - Sama seperti Rhoma Irama, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie juga mangkir dari panggilan Panwaslu DKI hari ini. Jimly dijadwalkan memberikan penjelasan mengenai pernyataannya yang memperbolehkan penggunaan SARA dalam berkampanye.
 
Absennya Jimly disayangkan oleh Panwaslu DKI. Pasalnya, keterangan Jimly diharapkan dapat mencairkan ketegangan akibat banyaknya isu SARA yang beredar.
 
"Alasan Panwaslu panggil Jimly agar dia menjelaskan pernyataannya. Karena takutnya pernyataannya bisa menjadi bantalan untuk pembenaran SARA," kata Ketua Panwaslu DKI Jakarta, Ramdansyah di kantornya, Jumat (3/8).
 
Menurut Ramdhan, pernyataan Jimly dapat dipakai oleh pihak-pihak yang ingin menggunakan unsur-unsur SARA dalam pilkada DKI 2012. Ia mencontohkan Rhoma Irama yang dalam ceramahnya mengatakan bahwa alasan mengeluarkan perkataan berbau SARA karena diperbolehkan oleh Jimly. Oleh karenanya, klarifikasi Jimly sangat dibutuhkan oleh Panwaslu DKI. "Penjelasan dia penting sebab bisa saja yang dimaksud beda dengan yang dipahami Rhoma," ujar Ramdhan.
 
Sementara itu, Jimly sendiri mengaku tidak bisa hadir karena ada jadwal mengajar. Namun, menurut Jimly sebenarnya Panwaslu DKI tidak memerlukan kehadirannya.
 
"Maaf saya lagi ngajar. Tidak apa, biar mereka putuskan saja yang terbaik, toh semuanya sudah jelas, tinggal di putuskan saja oleh Panwaslu dengan tegas dan tidak berlama-lama agar masalah tidak melebar.  Kami tidak perlu ikut campur," kata Jimly kepada wartawan melalui pesan pendeknya.
 
Sebelumnya diberitakan, Jimly membuat pernyataan bahwa SARA adalah realita dan sah-sah saja digunakan dalam kampanye. Jimly menambahkan, isu SARA adalah hal yang tak bisa dihindari dalam kampanye.
 
"Isu SARA sebenarnya tidak semestinya dijadikan masalah. SARA adalah fakta. Dalam kampanye juga tidak mungkin terhindarkan," ujar Jilmly.
 
Pernyataan Jimly ini lantas dijadikan pembenaran oleh Raja Dangdut, Rhoma Irama dalam ceramah kontroversialnya di masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat beberapa waktu lalu. Dalam ceramahnya, Rhoma menyatakan bahwa penggunaan isu SARA untuk berkampanye adalah sesuatu yang wajar. Selain itu isi ceramah Rhoma juga menjelek-jelekan salah satu pasangan calon. "Saya bisa ngomong begini karena diperbolehkan oleh Profesor Jimly Asshiddiqie," ujar Rhoma. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rhoma Irama Tak Penuhi Panggilan Panwaslu

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler