jpnn.com - jpnn.com -Polres Metro Jakarta Utara bersama BNN dan TNI menggelar operasi besar-besaran di kawasan Tanjung Priok, Sabtu (14/1) kemarin.
Kampung Bahari yang dikenal sebagai salah satu sentra narkoba, digerebek tim gabungan tersebut. Dari penggerebekan itu, polisi mengamankan 53 paket sabu-sabu. Beberapa di antaranya disita saat transaksi.
BACA JUGA: Pak Jokowi, Jenderal Gatot dan FPI
Ada 21 orang yang dibekuk. Dua di antaranya adalah anggota TNI-AD bernama Aljufri Maulana dan Budi Susanto.
Razia kemarin memang mengejutkan warga setempat. Sebab, aparat mulai turun serta melakukan penyisiran pukul 05.00. Ada 114 personel bersenjata yang mengawal tim itu.
BACA JUGA: Jokowi Beri Waktu buat Panglima TNI....Satu Bulan!
Mendengar suara sepatu laras berderap, sejumlah warga langsung terbangun dan terlihat panik. Ada yang berlari-lari entah karena apa. Ada pula yang terlihat membuang sesuatu. Termasuk yang bergegas menata rumah. Namun, banyak pula yang terhenyak dan hanya bisa pasrah. Terutama warga yang tinggal di gubuk - gubuk dekat rel kereta api.
Sejumlah orang yang bertransaksi narkoba hanya bisa pasrah saat terkepung petugas. "Sempat ada yang dibuang, tapi diketahui petugas. Karena itu, mereka tak bisa mengelak," ucap Kapolrestro Jakarta Utara Kombespol Awal Chairuddin. "Para pelaku diamankan saat melakukan transaksi narkoba," imbuh perwira dengan tiga melati di pundak tersebut.
BACA JUGA: Hadi Tjahjanto Mengaku Siap Ditugaskan Pimpin TNI AU
Dia menambahkan, dua tentara yang terlibat narkoba itu langsung diserahkan kepada pihak TNI untuk proses hukum lebih lanjut. Sebab, yang berhak mengadili tentara adalah pengadilan militer. "Sebanyak 19 orang lainnya kami tangani," ucapnya.
Kampung Bahari telah dikenal sebagai Kampung Narkoba. Bertahun-tahun transaksi narkoba kerap dilakukan di lokasi tersebut. Bahkan, lokasi itu sering digunakan untuk berpesta narkoba. Untuk memberikan rasa aman kepada pemakai, penjagaan ketat dilakukan warga setempat. Kerap ada cerita bahwa warga di sana yang tak segan-segan untuk menganiaya siapa pun yang mengusik bisnis tersebut.
Selain itu, banyak yang mafhum soal oknum aparat yang melindungi bisnis narkoba tersebut. "Omzetnya lumayan besar. Cari Rp 100 juta per malam saja bisa," ungkap seorang petugas yang turut dalam razia itu kemarin. Sindikat narkoba di sana juga menggunakan sistem pengamanan yang berlapis. "Paling luar adalah warga. Jadi, ketika ada yang mencurigakan dari luar, yang di dalam langsung tahu," imbuhnya. Hampir menyerupai kartel-kartel di Amerika Latin.
Kendati demikian, aparat tak ingin membiarkan kampung tersebut berkembang terlalu jauh. "Kami tidak boleh kalah dengan pelaku kriminal. Strategi khusus pasti dilakukan," tegas Kasatnarkoba Polrestro Jakut AKBP Jorat Robertus Sitinjak. (ian/c5/ano)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Charles Honoris: Saya Tidak Sebut TNI Lebay
Redaktur : Tim Redaksi