jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Kamrussmad mengingatkan fenomena stagflasi akan terjadi apabila tsunami inflasi tidak terkelola.
Oleh karena itu, Kamrussamad mendorong Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) dalam hal ini menteri keuangan, gubernur Bank Indonesia, ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), membangun komitmen bersama.
BACA JUGA: Kamrussamad: UU APBN 2023 Berpotensi Digugat
Hal itu, lanjut dia, untuk terus memperkuat sinergi menjaga stabilitas sistem keuangan dan menyiapkan mitigasi risiko.
“Meski ancaman Covid-19 mereda, tetapi fenomena stagflasi, yakni fenomena inflasi tinggi dan terjadinya resesi masih menjadi ancaman ekonomi kita di tahun 2022,” kata Kamrussamad dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/6).
BACA JUGA: Atap Tribune Penonton Formula E Ambruk, Kamrussamad Berkomentar Begini
Legislator Daerah Pemilihan III DKI Jakarta (Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kepulauan Seribu) itu menegaskan bahwa ancaman ini sudah di depan mata.
Sebab, gelombang tsunami inflasi di level global sudah tidak terkendali.
BACA JUGA: Kamrussamad Dorong Pemda Miliki Menteri Keuangan Daerah yang Mumpuni
Dia menjelaskan Jerman menyentuh rekor inflasi tertinggi sejak 41 tahun di April 2022 dan berada di level 7,4 persen.
Amerika Serikat menyusul dengan rekor inflasi tertinggi sejak 1982 atau 40 tahun di 8,3 persen di April 2022.
Dia mengatakan bahwa risiko stagflasi akibat tsunami inflasi ini berbeda dari pandemi Covid-19.
“Saat pandemi itu terkena rakyat bawah dan UMKM, kalau yang ini sekarang suku bunga naik yang kena adalah korporasi dan lembaga keuangan. Ini adalah tipikal potensi financial crisis,” kata Kamrussamad. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi