Kanada Sebut Rusia Lakukan Referendum Palsu di Wilayah Ukraina

Rabu, 28 September 2022 – 23:20 WIB
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Foto: CNN

jpnn.com, OTTAWA - Kanada tidak mengakui hasil "referendum palsu" di empat wilayah Ukraina dan berniat menjatuhkan sanksi baru, kata Perdana Menteri Justin Trudeau pada Rabu.

Dalam sebuah pernyataan, Trudeau mengatakan bahwa "yang disebut referendum" di wilayah Kherson, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Donetsk yang dikuasai Rusia tidak memiliki legitimasi.

BACA JUGA: Hindari Wajib Militer, Warga Rusia Berbondong-bondong Kabur ke Luar Negeri, Lihat Antreannya, Waduh!

"Kanada tidak dan tidak akan pernah mengakui hasil referendum palsu ini atau upaya pencaplokan ilegal Rusia atas wilayah Ukraina," kata Trudeau, yang menegaskan kembali dukungan Kanada untuk Ukraina.

Mengacu pada laporan tentang pemilih yang diintimidasi melalui kekerasan, Trudeau juga mencatat bahwa Kanada akan menjatuhkan sanksi baru.

BACA JUGA: Rusia Kerahkan Drone Kamikaze Iran, Ukraina Kewalahan dan Memohon Bantuan

"Menanggapi eskalasi lebih lanjut ini, kami bermaksud untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap orang dan entitas yang terlibat dalam upaya terbaru ini untuk merusak prinsip-prinsip kedaulatan negara, dan yang berbagi tanggung jawab atas pertumpahan darah yang tidak masuk akal yang sedang berlangsung di seluruh Ukraina," tambah Trudeau.

Dia lebih lanjut mengatakan bahwa mereka akan terus meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakannya.

BACA JUGA: Ketua Parlemen Rusia Ingin Bertemu, Bamsoet Merespons Begini

“Wilayah Ukraina akan tetap menjadi milik Ukraina,” kata Trudeu, menegaskan kembali dukungan negaranya untuk kedaulatan dan integritas teritorial dan kemerdekaan Ukraina.

Media pemerintah Rusia mengumumkan bahwa 98 persen pemilih memilih untuk bergabung dengan Rusia setelah referendum di wilayah Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Luhansk di Ukraina.

Referendum itu dikutuk secara luas oleh komunitas internasional, dengan negara-negara Eropa dan AS menyebutnya sebagai "palsu" dan mengatakan mereka tidak akan diakui. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler