Kandidat Capres yang Beredar Belum Laku Dijual

Minggu, 08 Juli 2012 – 15:49 WIB

JAKARTA--Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) memaparkan hasil survei tantangan calon presiden terpopuler untuk Pemilu 2014. Hasil survei dengan 1230 responden itu, posisi tertinggi justru belum diisi oleh nama tokoh capres yang selama ini muncul di tengah masyarakat seperti Aburizal Bakrie, Hatta Rajasa, Megawati Soekarnoputri, maupun Prabowo Subianto.

"Di grafik ini, paling tinggi 60 persen tapi belum terisi nama tokoh populer. Umumnya pemilih belum melihat secara kuat ada tokoh yang pantas jadi presiden untuk 2014," ujar Grace Natalie, mantan presenter televisi, yang menjadi moderator dalam paparan survei itu di Hotel Four Season, Jakarta, Minggu (8/7).

Nama sejumlah tokoh yang popularitasnya masih bawah angka 60 persen tersebut, yaitu Prabowo yang mendapat dukungan pemilih sebesar 10,6 persen, Megawati Soekarnoputri 8 persen, dan Aburizal Bakrie 4,4 persen.

Nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga masih mendapat dukungan masyarakat dengan jumlah dukungan 4,3 persen, disusul nama Jusuf Kalla, 3,7 persen, Surya Paloh 1,4 persen Wiranto 1,1 persen dan Hatta Rajasa 0,7 persen.

"Rakyat menginginkan pemimpin yang bisa dipercaya dan punya integritas, tapi saat ini tidak ada tokoh populer yang dominan sesuai kualitas ini," sambungnya.

Di antara nama-nama populer tersebut, ada juga tokoh nasional lain yang mulai menanjak namanya menjelang Pemilu 2014 di antaranya Mahfud MD dengan dukungan 0,7 persen, Boediono 0,6 persen, Hidayat Nurwahid 0,5 persen.

Di bawah nama politisi senior Partai Keadilan Sejahtera itu terdapat nama Ani Yudhoyono, B.J Habibie, Amien Rais, Anas Urbaningrum, Sutiyoso dan Yusril Ihsa Mahendra yang hanya mendapat dukungan 0,2 persen dari pemilih. Dukungan terendah diperoleh mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang disebut-sebut bakal diusung oleh Partai Sri.

Menanggapi 60 persen kekosongan ini, Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya menyatakan sejumlah tokoh masih bisa berusaha lebih keras untuk menarik dukungan masyarakat. Dua tahun jelang Pemilu, kata dia, cukup untuk menunjukkan potensi masing-masing tokoh.

"Keadaan 60 persen tanpa nama ini, membuka peluang bagi calon alternatif lain yang belum melakukan sosialisasi, sehingga bisa menjadi lebih populer nantinya. Pada dasarnya saat ini memang belum ada tokoh yang kuat secara elektoral," kata Bima Arya. (flo/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Masa Tenang, Pengumuman Hasil Survei Dilarang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler