jpnn.com, BOGOR - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan adanya sekolah kenegaraan berbasis asrama yang tidak bisa diaksesnya sebagai upaya menekan pertumbuhan Covid-19.
Hal ini dilaporkan pria yang akrab disapa Kang Emil itu kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat tentang percepatan penyerapan APBD Tahun 2020 bersama para gubernur di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7).
BACA JUGA: Ridwan Kamil Tiba-tiba Minta Maaf, Ini Lonjakan yang Luar Biasa
"Jadi waktu Secapa dilaporkan naik itu, besoknya sudah turun lagi ke 70, 50. Jadi artinya Jabar itu sebenarnya terkendali. Tetapi ada titik-titik yang perlu diwaspadai, yakni lembaga pendidikan kenegaraan yang berasrama," kata Emil.
Emil menilai sekolah berasrama memiliki siswa yang datang dari segala penjuru Indonesia. "Yang mengakibatkan, saya enggak bisa mengontrol karena kewenangan ada di pemerintah pusat. Tadi sudah saya laporkan kepada presiden," tambah Emil.
BACA JUGA: Kang Emil Berhati-hati, Jangan Sampai Jabar seperti Korsel
Di luar itu, Emil mengklaim Jawa Barat tergolong baik dalam mengendalikan pertumbuhan virus Covid-19. Menurut Emil, tingkat pertumbuhan Covid di Jawa Barat di bawah 5 persen.
"Dari 100 persen PCR-Swab, kami hanya 4 persen. Provinsi lain dekat kita ada 30 keterpaparannya, 12 persen, 10 persen. Rumah sakit juga tinggal 25 persen," jelas dia.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: PPPK Terkejut, Fadli Zon Disisihkan di Gerindra? Ini Lembaga yang Dibubarkan
Emil juga menerangkan bahwa Jawa Barat sudah melakukan relaksasi atau membuka ruang ekonomi hingga 80 persen. Emil mewaspadai pembukaan ruang-ruang ekonomi itu.
"Kombinasi dengan ekonomi tadi. Jawa Barat, 80 persen ekonominya sudah dibuka, sambil hati-hati," kata dia.
Dalam rapat di Istana itu, hadir juga di antaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Gubernur Banten Wahidin Halim, Gubernur Kaltara Irianto Lambrie, dan Wagub DIY Paku Alam X. (tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga