Begitu pertandingan antara Aston Villa melawan Arsenal di Emirates Stadium (24/3) berakhir dengan kekalahan 0-3, kapten Stiliyan Petrov terserang demam. Kemudian, selama beberapa hari tim medis Villa memberikan antivirus dan diminta beristirahat.
Ternyata, kondisinya tak kunjung membaik. Akhirnya dia dilarikan ke rumah sakit pada 28 Maret lalu. Setelah itu dia harus mendengar vonis yang mengerikan, dia terpaksa harus pensiun lebih cepat karena menderita penyakit leukemia.
Sangat menyakitkan bagi Petrov. Sebab, usianya masih 32 tahun, paling tidak dia masih bisa bertahan di level atas hingga dua tahun ke depan. Bahkan, bisa lebih. "Beginilah hidup. Saya harus kuat menjalaninya," kata Petrov, seperti dikutip Goal.
Bila tidak ditangani dengan cepat, maka penyakitnya bisa membawa kematian. Makanya, Petrov langsung fokus pada pengobatan. Namun, yang menjadi pertanyaaan, dari mana penyakit itu menyerang Petrov dan sejak kapan?
Analisis mengejutkan disampaikan Mihail Iliev, dokter timnas Bulgaria. Menurut dia, penyebab dari leukemia yang dialaminya adalah karena efek radiasi nuklir dari meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di Ukraina pada 1986 lalu.
Ketika bencana nuklir Chernobyl terjadi, usia Petrov masih enam tahun. Diperkirakan racun radioaktifnya menyebar hingga Montana, tempat tinggal Petrov di masa kecil. Radiasi Chernobyl diperkirakan mencapai 1.000 sampai 1.300 di atas batas normal.
Iliev yang telah bertugas selama 20 tahun di timnas Bulgaria, menjelaskan, seperti dilansir The Sun, ketika itu pemerintah tidak melarang warganya untuk mengonsumsi hasil panennya. Padahal, diperkirakan sudah terkontaminasi.
"Di Bulgaria saat itu musim semi. Seluruh populasi memakan sayur dan makanan segar yang beradioaktif. Banyak anak-anak saat itu mengidap kanker karenanya," jelas Iliev.
Bukan tanpa alasan Iliev mengambil kesimpulan seperti itu. "Kami pernah memeriksa beberapa anak-anak korban Chernobyl. Kebanyakan dari mereka lahir di daerah yang sama dengan Stiliyan," bilang Iliev.
Wajar itu terjadi karena ibu kota Bulgaria, Sofia, memang hanya berjarak 1.046 km dari pusat ledakan Chernobyl. "Di keluarganya tidak ada yang pernah mengidap penyakit serupa. Itu kenapa saya pikir Stiliyan adalah korban dari rezim lama komunis. Rezim itu memberikan sedikit informasi ketika reaktor nuklir di Chernobyl meledak, dan awan radioaktif datang ke negara kami," jelas Iliev.
Bencana nuklir Chernobyl memang berakibat sangat fatal. Bahkan, dianggap sebagai bencana nuklir paling mengerikan. Setidaknya telah mengakibatkan lebih dari 50 ribu orang terkena kanker. Bahkan, Greenpeace, kelompok pecinta lingkungan dunia, mengestimasi korban yang terkena kanker mencapai 200 ribu jiwa. (ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Samator Terlempar ke Dasar Klasemen
Redaktur : Tim Redaksi