Kanker Payudara Pembunuh Terganas

Jumat, 29 Agustus 2014 – 04:52 WIB
Kanker Payudara Pembunuh Terganas. Getty Images

jpnn.com - BANDUNG - Kesadaran masyarakat terhadap bahaya kanker payudara, di Kota Bandung, Jawa Barat masih rendah. Karenanya, masih banyak masyarakat yang datang ke rumah sakit setelah stadium lanjut.

"Rata-rata, pasien datang ke rumah sakit setelah di atas stadium dua. Sehingga, pengobatan semakin sulit dan mahal," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung, Achyani Raksanegara seperti yang dilansir Radar Bandung (Grup JPNN.com), Kamis (28/8).

BACA JUGA: Iguana, Hobi Plus Investasi

Berdasarkan data yang ada di Dinkes, kanker payudara merupakan penyakit kanker ke dua yaang banyak diderita perempuan di Kota Bandung, setelah kanker leher rahim. Namun kanker payudara menempati peringkat pertama pembunuh terganas. "Dari 100 ribu perempuan, 26 diantaranya meninggal karena kanker," terangnya.

Menurut Achyani, yang datang ke rumah sakit di stadium awal hanya sekitar 40 persen. Sisanya datang di atas stadium dua.  "Karenanya, masyarakat harus diberi pengetahuan secara menyeluruh, jangan sampai separo-separo," terangnya.

BACA JUGA: Sepatu High Heels Bikin Tumit Pecah

Kalau pengetahuannya hanya separuh, maka banyak masyarakat yang takut datang ke dokter. Sehingga setelah mendapat pengetahuan, yang tidak kalah pentingnya, adalah mau melaksanakan pengetahuan itu.

Yang kini tengah disosialisasikan kepada masyarakat, adalah pengetahuan mendeteksi dini kanker payudara yang dilakukan sendiri, atau yang lebih dikenal Padari (Periksa Payudara Sendiri).

BACA JUGA: Siasati Bentuk Tubuh dengan Olahraga

Dinkes melakukan sosialisasi kepada remaja, di lingkungan sekolah-sekolah, dan Memperbanyak orang-orang yang mengetahui mengenai Sadari ini, agar semakin banyak orang yang bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

"Kami memang mensosialisasikan secara masif, libatkan banyak yayasan, organisasi profesi, sampai PKK dan Dharmawanita. Agar mereka bisa mensosialisasikan ke masyarakat," terangnya.

Sementara itu, Ketua Tim Kanker RSHS Dr. Drajat Suardi, Sp.B (K) Onk, menjelaskan banyak masyarakat yang takut dengan onat-obatan medis. Sehingga, takut datang ke rumah sakit dan berobaat. Akhirnya, mereka datang ke rumah sakit setelah memasuki stadium lanjut.

"Padahal, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan penangan medis, Kanker payudara bisa dikalahkan semala ditemukan secara dini dan diobati secara tepat," paparnya.

Jika pasien datang saat masih stadium awal, maka kesembuhan bisa mencapai 95 persen. Karenanya, lanjut Drajat, pemerintah juga seharusnya memberikan fasilitas, sosialisasi dan pengetahuan, kepada masyarakat, agar mereka tidak takut lagi datang ke rumah sakit untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Drajat mengingatkan kepada masyarakat yang engggan datang ke dokter dan memilih obat tradisional, untuk tetap menggunakan obaat-obatan medis. Atau paling tidak menggunakan obat tradisional yang sudah diuji klinis.  "Boleh menggunakan obat alternatif, tapi harus tetap didampingi obat medis," kata Drajat. (mur)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Trik Berbusana Sesuai Bentuk Tubuh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler