Kanker Serbu Jutaan Orang Tahun Ini, Mau Hidup Sehat Gak?

Sabtu, 29 Desember 2018 – 11:03 WIB
Ilustrasi sakit perut akibat kanker usus besar.

jpnn.com - KANKER akan membunuh hampir 10 juta orang tahun ini. Hal ini menurut para ahli dari International Agency for Research on Cancer (IARC) yang memperingatkan beban global penyakit terus meningkat meskipun ada pencegahan yang lebih baik dan diagnosis lebih dini.

Diperkirakan 18,1 juta kasus kanker baru diprediksi di seluruh dunia pada 2018 — dengan 9,6 juta kematian. Jumlah ini naik dari sekitar 14,1 juta kasus kanker baru dan 8,2 juta kematian dilaporkan dalam penilaian terakhir badan itu hanya enam tahun lalu.

BACA JUGA: Kanker Bunuh 9 Juta Orang Tahun Ini

Jumlah korban meningkat seiring dengan bertambahnya populasi dan bertambah tua dan orang-orang di negara berkembang mengadopsi gaya hidup yang tidak sehat dan berisiko tinggi yang secara tradisional dikaitkan dengan ekonomi yang lebih kaya.

Jumlah keseluruhan kasus baru berpacu di depan upaya untuk mengendalikan penyakit.

BACA JUGA: Berbagi Rasa Lewat Gambar

"Angka-angka baru ini menyoroti bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi peningkatan yang mengkhawatirkan dalam beban kanker secara global dan pencegahan yang memiliki peran kunci," kata Direktur IARC, Christopher Wild, seperti dilansir laman India Times.

Satu dari lima pria dan satu dari enam wanita akan mengembangkan kanker selama masa hidup mereka dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memerkirakan bahwa penyakit itu menjadi penyebab utama kematian di abad ke-21.

BACA JUGA: Kanker Payudara tak Bisa Disembuhkan dengan Obat Herbal

Pencegahan fokus pada mendorong orang untuk berolahraga, berhenti merokok dan makan makanan sehat. Ahli mengingatkan memperkaya diet Anda dengan teh hijau, curcumin, delima dan brokoli yang kaya akan polifenol merupakan hal penting untuk mencegah kanker.

"Kebiasaan makan yang tidak sehat menyebabkan kanker. Kuncinya bisa dalam makanan yang kita makan dan dalam sifat antioksidan, terutama mengenai polifenol," kata kepala nutrisi klinis Rumah Sakit Umum Meksiko, Vanessa Fuchs.

Menurutnya, telah terbukti secara ilmiah bahwa makanan yang kaya dengan kandungan polifenol memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi, yang menyebabkan kurang neurodegeneration.

"Ppenuaan lebih lambat, anti-karsinogenesis, di antara manfaat lainnya," tambah Fuchs.

Fuchs mengatakan itu sebabnya diet yang buruk dalam polifenol terkait dengan risiko kanker yang lebih tinggi termasuk kanker payudara, pankreas, ovarium, kulit, prostat, usus dan kanker kerongkongan.

" Teh hijau, misalnya, menghambat penyebaran sel kanker payudara dan prostat, sementara kurkumin dan delima memperlambat pertumbuhan sel kanker prostat," kata Fuchs.

Adapun brokoli kaya isothiocyanate dan sulforaphane yang menghambat pertumbuhan dan mempromosikan apoptosis sel kanker.

Fuchs mengatakan bahwa orang-orang harus menyadari bahwa faktor-faktor seperti paparan cahaya, keadaan konservasi dan metode persiapan makanan bisa memengaruhi kandungan polifenol makanan.

"Misalnya, orang terbiasa mengupas buah dan sayuran tertentu, tapi seringkali membuang kulit yang memiliki kandungan polifenol tertinggi," tambah Fuchs.

Selain itu, memasak makanan tertentu bisa menurunkan kandungan polifenol mereka hingga 75 persen. Karena banyak polifenol yang hidrosoluble dan tetap di dalam air.

Studi ini juga menemukan bahwa diet penuh buah dan sayuran kaya serat, yang sarat dengan protein nabati, seperti kacang adalah yang terbaik untuk kehidupan bebas kanker.

Mengubah pola makan diet Anda berguna terutama untuk mencegah jenis kanker tertentu, termasuk usus besar, perut, bibir, lidah, mulut, sinus, perut, paru-paru, hati, dan payudara.

Menurut World Health Organization (WHO), kanker adalah penyebab kematian kedua di dunia.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada, Makanan Rendah Nutrisi Rentan Picu Kanker


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler