jpnn.com, SUBANG - Kanker serviks menjadi salah satu penyakit berbahaya yang menduduki peringkat kedua dengan prevalensi tertinggi di Indonesia.
Menurut Dokter Nida Amelia Hashifah, seorang peneliti dari PT. Bio Farma, hampir 95 persen yang kanker serviks yang terjadi pada kaum wanita disebabkan oleh virus HPV.
BACA JUGA: Menkes Wajibkan Vaksin Kanker Serviks, DPR Bilang Begini
Dokter Nida mengatakan ada ratusan jenis HPV, tetapi hanya 14 jenis yang bisa menyebabkan kanker.
“Sebanyak 70 persen dari kejadian kanker serviks disebabkan oleh virus HPV tipe 16 dan 18” ujar Dokter Nida saat menghadiri media gathering PT.Bio Farma bersama puluhan jurnalis di Subang, Jawa Barat baru-baru ini.
BACA JUGA: Waspada, Ini 5 Gejala Kanker Serviks yang Perlu Diketahui Wanita
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh dr. Nida, setiap jamnya dua wanita Indonesia meninggal akibat kanker serviks.
Oleh karena itu, kata Nida, saat ini penting bagi kaum wanita Indonesia melakukan skrining kanker serviks.
BACA JUGA: Ahli Mengingatkan Pentingnya Mengenali Gejala Kanker Serviks sebelum Terlambat
“Data menunjukkan 80 persen orang terinfeksi HPV. Sebanyak 90 persen sembuh sendiri dan 10 persen persisten dan beresiko menjadi kanker. Infeksi/stadium awal kanker serviks tidak menunjukkan gejala, hingga makin meningkat stadiumnya. Oleh karena itu perlu skrining awal,” papar dr. Nida.
Saat ini di Indonesia, lanjutnya, terdapat pelayanan skrining lesi prakanker serviks di antaranya Pap Smear, IVA, dan DNA HPV. Namun, diakuinya, tak banyak kaum perempuan yang mau melakukan skrining dengan berbagai alasan.
Di antaranya merasa malu dan tidak nyaman dengan metode skrining. Selain itu, tidak mendapat dukungan dari keluarga dan suami yang mendorong skrining rutin.
Alasan lainnya ialah kurangnya pengetahuan tentang bahaya kanker serviks tersebut.
Kini, kata Dokter Nida, kaum perempuan tidak perlu khawatir dan takut menjalani skrining kanker serviks.
Dia mengatakan Bio Farma akan meluncurkan alat kesehatan, berupa Diagnostic Kit CerviScan HPV-hr qPCR yang bisa digunakan untuk dengan nyaman untuk siapapun dengan hasil yang cukup akurat.
“Jadi untuk kaum perempuan tidak perlu takut untuk skrining karena ini metodenya dengan menggunakan sample urine kita. Metodenya membuat nyaman dan mudah. Tidak perlu khawatir dan malu dengan urine dari usernya,” ujar dr. Nida.
Pada kesempatan yang sama, Iman Suryaman dari Departemen Manajemen Produk Domestik PT Bio Farma mengungkapkan harga Diagnostic Kit itu lebih terjangkau dibanding metode lainnya. Harga produk itu dari yang diluncurkan Bio Farma sebesar Rp 135.000,-.
Iman mengatakan harga tersebut bisa berubah-ubah bergantung dari klinik tempat pasien datang untuk menjalani tes tersebut.
Menurutnya, penggunaan diagnostic kit itu harus dilakukan oleh tim medis di klinik sehingga harga bisa berubah tergantung bentuk pelayanan dan fasilitas masing-masing tempat pemeriksaan.
“Biasanya kalau di klinik, kan, ada biaya pemeriksaan dokter, kemudian fasilitas pendukung lainnya sehingga terjadi perbedaan harga,” ujar Iman.
Menurutnya, penjualan Diagnostic Kit untuk skrining kanker serviks ini akan disebar penjualannya di hampir seluruh provinsi di Indonesia agar kaum perempuan tanah air bisa dengan mudah memeriksakan diri dan mencegah penyakit berbahaya tersebut. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia