Kantar Worldpanel Rilis Merek-merek FMCG Terbaik

Rabu, 11 Juni 2014 – 19:51 WIB
Fanny Murhayati - New Business Development Director Kantar didampingi Eka Kusuma Artha- Senior Account Executive dalam pers conference di Jakarta (11/6). Foto: ist

jpnn.com - JAKARTA - Kantar WorldPanel Indonesia, sebuah perusahaan riset pasar, meluncurkan hasil pemeringkatan merek-merek di industri fast moving consumer goods (FMCG) yang ada di Indonesia melalui Brand Footprint 2014.

Riset yang dilakukan tahun 2014 ini terkait dengan pasar FMCG Indonesia yang terus mengalami tren positif dari tahun ke tahun.

BACA JUGA: Pemda Diminta Gandeng Orang Kaya

Data Kantar Worldpanel Indonesia menunjukkan bahwa dari tahun 2012 ke 2013 telah terjadi peningkatan penjualan produk-produk FMCG sebesar 14% di seluruh Indonesia, baik di kawasan perkotaan (urban) maupun pedesaan (rural).

Dalam sudut pandang yang lebih mikro, tren konsumen di Indonesia juga menunjukkan kecenderungan yang sangat menggiurkan bagi pelaku industri FMCG.

BACA JUGA: 14 Ribu Rumah di Empat Provinsi akan Dibedah

“Konsumen Indonesia adalah konsumen ‘tersibuk’ jika dibandingkan dengan konsumen di negara lain. Selama setahun, konsumen Indonesia berbelanja lebih dari 400 kali atau sekitar 31 kali dalam sebulan atau hampir setiap hari. Ini menunjukkan betapa menggiurkannya kondisi pasar FMCG di Indonesia,” ujar Fanny Murhayati - New Business Development Director - Kantar Worldpanel Indonesia dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (11/6).

Belum lagi potensi pasar industri FMCG di Indonesia yang diprediksi Euromonitor (sebuah perusahaan riset pasar global) akan memiliki 80 juta konsumen atau 40% dari total konsumen di ASEAN pada 15 tahun ke depan.

BACA JUGA: DPR Pangkas Anggaran Kementerian BUMN Rp 35,59 M

“Jika berbagai masalah krusial seperti inflasi, stabilitas politik, infrastruktur, korupsi, dan birokrasi yang berbelit-belit bisa diselesaikan, bisa dipastikan Indonesia akan menjadi sebuah negara yang wajib ‘dikuasai’ oleh para pelaku industri manapun di dunia,” sambungnya

Tren positif pasar FMCG Indonesia ini memunculkan sebuah kebutuhan bagi para pelaku bisnis di industri FMCG akan sebuah standar ukuran yang bisa dijadikan acuan oleh mereka. Acuan ini digunakan untuk melihat brand mana saja yang berhasil tumbuh dan berkembang di pasar Indonesia yang dipenuhi merek-merek lokal dan internasional.

Penelitian ini menggunakan metriks Consumer Reach Point (CRP) untuk mengukur seberapa banyak rumah tangga diseluruh dunia membeli sebuah merek (penetrasi) dan seberapa sering (rata-rata berapa kali konsumen membeli suatu produk).

“Metode ini terbilang unik karena memadukan penetrasi dan frekuensi tersebut untuk membantu perusahaan FMCG memperoleh pemahaman yang jelas mengenai jangkauan merek mereka secara global,” ujarnya

Caranya, dengan melihat berapa kali merek mereka berhasil masuk ke dalam keranjang belanja konsumen, serta memberikan panduan penting wilayah mana yang memberikan kesempatan paling besar.

Dijelaskannya, hasil riset menggunakan metode CRP ini tidak secara langsung terkait dengan pangsa pasar dari merek tersebut di sebuah negara. Pasalnya, riset ini hanya mengukur seberapa sering merek mampu menarik konsumen dibandingkan dengan merek lain yang membuat konsumen memilih untuk membelinya.

Istilah ‘brand’ atau merek dalam riset ini disesuaikan dengan interpretasi Brand Footprint, yang meliputi seluruh jenis dan format diberbagai kategori. Konsekuensinya, peringkat dari setiap merek hanya akan merefleksikan seberapa jauh suatu merek menjangkau konsumennya, sehingga merek yang beroperasi di banyak kategori akan otomatis memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan merek yang hanya beroperasi di satu kategori saja.

Dijelaskan, ada tiga catatan penting terkait riset ini, yakni riset ini hanya dilakukan untuk produk-produk yang dikonsumsi dalam rumah, tidak termasuk yang dikonsumsi di luar rumah.

Kedua, hasil riset ini tidak secara langsung terkait dengan pangsa pasar karena hanya mengukur berapa kali merek tersebut dipilih konsumen. Penilain ini lebih berdasarkan frekuensi, ketimbang volume pembelian.

Ketiga, riset ini hanya dilakukan di 86% dari seluruh rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia.

Hasil riset Brand Footprint yang dilakukan Kantar Worldpanel menunjukkan kekuatan merek di 35 negara di seluruh dunia atau 63% dari total populasi rumah tangga di dunia, meliputi sektor makanan, minuman, kesehatan, kecantikan, dan alat rumah tangga.

Untuk pasar Indonesia, Brand Footprint menggunakan sampel 5.680 rumah tangga di Indonesia yang mewakili 86% dari seluruh rumah tangga di area Urban Indonesia.

Brand Footprint ini dapat memberikan beberapa manfaat bagi para pelaku di Industri FMCG, antara lain, alat untuk melihat kelebihan dan kelemahan dari suatu merek dan juga untuk membandingkan performa suatu merek dengan merek pesaingnya.

Kedua, membantu merancang strategi yang tepat untuk meningkatkan performa produk/brand.

Ketiga, memberikan gambaran bahwa mempunyai jumlah konsumen yang besar saja tidak cukup, membuat konsumen membeli dengan lebih sering juga tidak kalah penting untuk meningkatkan penjualan.

Brand Footprint adalah laporan berkelanjutan (tahunan), dengan demikian memungkinkan untuk melihat perubahan dari CRP (jangkauan) suatu produk dari waktu ke waktu. (rl/jpnn)

Peringkat Top 10 Brands di dunia berdasarkan Brand Footprint 2014 :

Ranking    Brand           Penetration    Frequency     CRP Point 2013
        1       Coca Cola     44                   13,7                  5.788.000,000
        2       Colgate          63,4                  6                     3.660.000,000
        3       Nescafe         23,8                  9,6                  2.174.000,000
        4       Maggi             31,2                  6,8                  2.027.000.000
        5       Pepsi             26,2                  7,7                  1.926.000.000
        6       Knorr              30,1                  5,9                  1.688.000.000
        7       Lifebuoy        25,5                   6,9                  1.683.000.000
        8       Lay's              26                       6                     1.503.000.000
        9       Pantene        28,4                  4,9                   1.339.000.000
       10       Kraft             17,8                   7,5                   1.276.000.000

Peringkat Top 10 Brands di Urban Indonesia berdasarkan Brand Footprint 2014:

Ranking    Brand             Penetration      Frequency     CRP Point 2013
        1        Indomie          99,1                   50,3                 1.322.325.746  
        2        Mie Sedaap   95,6                   36,5                     926.787.010  
        3        Frisian Flag   92,0                    27,7                    674.998.306  
        4        Royco              92,2                   25,3                    618.900.539  
        5        Kapal Api        87                      26,5                    612.069.700  
        6        Masako           81,6                   26,5                    573.631.309  
        7        ABC Santos   77,4                   26,5                     544.106.168  
        8        So Klin            94,2                   21,6                     538.914.730  
        9        Roma             96,8                    20,9                     536.683.s765  
       10        Rinso            91,5                    21,4                     519.435.565  

Penjelasan:
1.    Dari Top 10 Brand Footprint ini, terlihat bahwa dua merek teratas berasal dari industri Mie Instan. Kedua brand di kategori ini memiliki jumlah pembeli yang sangat besar (hampir semua rumah tangga di Indonesia) dan dibeli dengan sangat sering oleh konsumen di Indonesia. Kategori mi instan memang merupakan salah satu kategori yang sangat besar di Indonesia karena menawarkan kemudahan dalam hal konsumsinya. Selain karena memang jangkauan distribusi kedua merek ini sangat luas, promosi dan inovasi yang dilakukan pun sangat beragam, mulai dari iklan hingga variasi rasa yang beragam.

2.    Frisian Flag mampu berada di posisi ketiga karena merek ini bermain di banyak kategori (susu bayi formula, susu kental manis, susu cair, dan susu bubuk keluarga) sehingga mampu menarik banyak konsumen dan berakibat pada tingginya skor CRP. Kategori penyedap masakan (Masako dan Royco) juga berhasil masuk ke jajaran Top 10 Brand Footprint karena menawarkan kepraktisan bagi ibu-ibu rumah tangga dalam memasak.

3.    Kopi instan juga menjadi satu kategori yang harus diberi perhatian khusus, dimana terdapat dua merek kopi di Top 10 Brand Footprint tahun ini, Kapal Api dan ABC Santos. Kopi instan memang merupakan salah satu kategori yang paling banyak dan paling sering dibeli oleh konsumen Indonesia. Tidak mengherankan karena Indonesia merupakan negara dengan konsumsi kopi terbesar kedua setelah Jerman dan banyaknya format sachet di kategori inilah yang mengakibatkan tingginya frekuensi pembelanjaan kopi di Urban Indonesia.

4.    Sedangkan tiga brand terbawah di Brand Footprint dihuni oleh merek dari kategori perawatan rumah tangga dan biskuit. Merek-merek perawatan rumah tangga (seperti Rinso di kategori deterjen dan So Klin di kategori pengharum pakaian, pembersih lantai, dan juga deterjen) memiliki basis pembeli dan frekuensi yang tinggi karena didorong oleh format sachet. Sedangkan Roma dengan produk-produk biskuitnya berhasil masuk ke posisi 9 dan menjadi satu-satunya brand biskuit yang mampu masuk ke rentetan Top 1 Brand Footprint. Roma memiliki komunikasi yang sangat baik mengenai produknya ke masyarakat. Mereka berhasil mengedukasi konsumen dengan iklan-iklannya seperti mengkonsumsi biskuit Roma pada saat minum teh bersama keluarga, sehingga konsumen menyadari bahwa biskuit tidak hanya untuk anak-anak dan bisa dinikmati bersama dengan keluarga.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan: MA60 Boros, Merpati Sulit Bersaing


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler