Kantong Cekak tak Usah Ikut Maju

Rabu, 06 Juni 2012 – 07:52 WIB

JAKARTA - Politisi senior asal Sumut, Abdul Wahab Dalimunthe, menyarankan agar para tokoh berkantong cekak tidak usah ikut maju sebagai calon gubernur atau wakil gubernur di pilgub Sumut 2013 mendatang.

Pasalnya, menurut Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR dari Fraksi Partai Demokrat itu, jika dana hanya cekak, maka yang bersangkutan bakal keteteran. "Istilahnya, yang tanggung-tanggung tak usahlah," ujar Abdul Wahab Dalimunthe kepada JPNN kemarin (5/6).

Dikatakan, jika seorang kandidat hanya punya modal Rp2 miliar hingga Rp3 miliar, itu tergolong dana cekak. Mantan politisi Partai Golkar ini menyebut, seorang kandidat paling tidak harus menyiapkan puluhan miliar. "Bahkan mendekati ratusan (miliar, red)," imbuhnya.

Pria yang juga maju di pilgub 2008 itu mengatakan, pengeluaran terbesar calon antara lain untuk penggalangan massa, baik untuk transportasi, atau pun 'oleh-oleh'.

Saking besarnya dana yang harus dikeluarkan, Abdul Wahab mengingatkan para kandidat agar siap mental jika nantinya tidak mendapatkan perahu pencalonan. Sudah menghambur-hamburkan uang, tapi gagal menjadi calon karena tak ada partai yang mengusungnya.

Dia menyebut ada tiga syarat sebagai kandidat. "Dia harus siap mental, siap otak, dan kantong harus tahan," imbuhnya.

Mengenai banyaknya kandidat yang berminat maju, setidaknya dibanding pilgub 2008 silam, Wahab menilainya sebagai hal yang menyenangkan. "Itu pertanda bagus lah, banyak yang mau," ucapnya.

Khusus terhadap para kandidat yang selama ini berkiprah di Jakarta dan turun gunung ikut maju di pilgub Sumut 2013, Wahab menyarankan agar mereka kerja keras untuk mensosialisasikan diri. "Harus kerja keras, setidaknya orang-orang di kecamatan tak ada yang tak kenal. Cukup di (kota) kecamatan dulu, tak usah sampai desa," sarannya.

Sarannya lagi, bagi yang bukan berlatar belakang politisi dan berkantong cekak, agar lebih hati-hati mengeluarkan dana. Dijelaskan, masyarakat Sumut sekarang sudah beda, sudah makin cerdas. Mereka tidak gampang dipengaruhi oleh uang. Uang kandidat diterima, tapi pilihan bisa lain berdasarkan pertimbangan pribadi masing-masing.

"Ada lima yang datang, diterima (uangnya) lima-limanya. Saatnya nanti (saat pemungutan suara, red), berkilah dia," ujarnya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Revisi UU Pilpres Tingkatkan Partisipasi Pemilih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler