Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air dan Sampel DNA Sudah Banyak Diterima Tim DVI, Kenapa Proses Identifikasi Lama?

Rabu, 13 Januari 2021 – 12:18 WIB
Petugas SAR mengevakuasi kantong berisi jenazah dan serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Dermaga JICT 2, Jakarta. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Per Rabu (13/1) pukul 09.00 WIB, Tim Disaster Victim Identification (DVI) telah menerima 137 kantong jenazah dan 112 sampel DNA dari pihak keluarga korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Tim DVI juga sudah berhasil mengidentifikasi empat korban. Keempat diidentifikasi melalui pencocokan sidik jari.

BACA JUGA: Tragedi Sriwijaya Air SJ 182: Kekuatan Besar Dikerahkan untuk Operasi SAR Hari ini

Banyaknya sampel DNA dan kantong jenazah berisi body part korban yang diterima Tim DVI, kenapa hingga kini belum ada korban yang dapat teridentifikasi melalui pencocokan DNA?.

Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri Kombes Ratna Relawati menjelaskan bahwa proses identifikasi korban dengan DNA membutuhkan proses yang memakan waktu lebih panjang daripada pemeriksaan sidik jari.

BACA JUGA: Tim DVI Terima 137 Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air, Begini Penjelasan Brigjen Rusdi

"Proses identifkasi menggunakan DNA itu melalui suatu proses, jadi tidak seperti misalnya orang diambil untuk golongan darah atau untuk apakah dia punya kolesterol apa, tidak begitu masuk mesin itu langsung muncul (identitas), ini tidak," kata Ratna di RS Polri Kramat Jati, Rabu (13/1).

Ratna menjelaskan, saat menerima body part korban, Tim DVI harus terlebih dahulu mensterilkan body part tersebut. Kemudian, tim harus memilih bagian body part yang terdapat zat DNAnya.

BACA JUGA: Analisis Ridlwan Habib jika Komjen Listyo Sigit Prabowo Ditunjuk Jadi Calon Kapolri, Tajam!

"Setelah itu baru akan diekstraksi dan ada proses-proses selanjutnya," ujar Ratna.

Apabila sudah didapati profil DNA dari body part korban. Maka, langkah selanjutnya ialah mencocokan dengan sampel DNA dari pihak keluarga hingga hasilnya identik.

"Jadi mengapa membutuhkan waktu, kenapa belum teridentifikasi, bisa saja nanti misalnya datanya sudah ada, tetapi ternyata data antemortem kami sudah dapatkan, profil DNA untuk antemortem sudah kami dapatkan, tetapi ternyata di postmortemnya tidak ada. Jadi belum juga bisa belum bisa teridentifikasi," ujar Ratna.

Diketahui, pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan nomor penerbangan SJ 182 hilang kontak pada Sabtu, pukul 14.40 WIB.

Pesawat diperkirakan jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta.

Pesawat itu membawa penumpang 46 dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi, pilot-kopilot, satu petugas keselamatan penerbangan dan tiga awak kabin.

Korban yang sudah teridentifikasi saat ini sudah berjumlah empat orang atas nama Okky Bisma, laki-laki usia 29 tahun, Fadly Satrianto, laki-laki usia 39 tahun. Kemudian, Khasanah, perempuan usia 50 tahun, serta Asy Habul Yamin, laki-laki usia 36 tahun.(cr1/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler