MEXICO CITY--Ledakan meluluhlantakkan Kantor Pemex (Petroleos Mexicanos), perusahaan minyak Meksiko, Kamis sore (31/1) waktu setempat. Akibatnya, sekitar 25 orang tewas dan 101 lainnya terluka. Jumat (1/2) sedikitnya 500 personel gabungan dari militer, pemadam kebakaran, dan SAR terlibat dalam evakuasi.
Sejumlah saksi mata mengatakan bahwa ledakan berasal dari basement gedung 54 lantai tersebut.
"Saya mendengar dua ledakan yang sangat keras dan sebuah ledakan lain yang berkekuatan sedang," ungkap Gabriela Espinoza, salah seorang sekretaris yang sehari-hari berkantor di lantai 2 markas Pemex, badan usaha milik pemerintah Meksiko itu. Perempuan 50 tahun tersebut beruntung karena luput dari maut.
Hingga kemarin, polisi masih belum bisa mendeteksi penyebab ledakan hebat yang memorak-porandakan salah satu bangunan pencakar langit Meksiko tersebut. Beberapa pihak menduga, ledakan terpicu korsleting listrik dari penyejuk ruangan yang kabarnya sedang bermasalah. Dugaan lain, ledakan berasal dari aksi kekerasan yang sengaja ditujukan ke Pemex.
Presiden Enrique Pena Nieto mengimbau warga dan media untuk tidak berspekulasi mengenai penyebab ledakan. Sebab, hingga kemarin, polisi belum bisa memastikan penyebab pasti insiden maut tersebut. "Kami akan bekerja keras untuk mencari tahu penyebab ledakan sampai pada menelusuri kemungkinan keterlibatan pihak-pihak tak bertanggung jawab," tandas pemimpin 46 tahun tersebut.
Dalam pidatonya, Nieto menegaskan bahwa pemerintah tidak akan segan menyeret pelaku ke meja hijau jika ternyata terlibat dalam ledakan tersebut. Tapi, selama proses investigasi masih berlangsung, dia tidak mau terlalu banyak berkomentar. "Sampai sekarang kami belum menerima laporan resmi tentang insiden tersebut," katanya.
Di antara sedikitnya 101 korban yang terluka, 46 orang masih harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit hingga kemarin. Beberapa di antara mereka menderita luka yang cukup serius. Tapi, sebagian besar mengalami luka gores, luka bakar ringan, dan patah tulang. Data resmi pemerintah menyebutkan bahwa 25 korban tewas terdiri atas 17 perempuan dan 8 pria.
Begitu ledakan terjadi sekitar pukul 15.45 waktu setempat, Pemex langsung menggerakkan pasukan pemadam kebakaran dan tim penyelamat. Beberapa saat kemudian, pemerintah mengirimkan sejumlah personel militer untuk mencari korban selamat. Dengan bantuan anjing pelacak, sejumlah truk dan helikopter serta dua crane, sekitar 500 orang melakukan penyisiran di balik reruntuhan gedung.
Menteri Dalam Negeri Miguel Osorio Chong mengaku tidak yakin apakah masih ada korban yang terjebak di balik reruntuhan. Sebab, dia tidak tahu pasti jumlah karyawan yang masih dinyatakan hilang. "Kami mengundang seluruh pakar nasional dan internasional untuk terlibat. Tujuan satu, memberikan hasil yang akurat dan bisa dipercaya," katanya sekitar delapan jam setelah ledakan terjadi.
Chong mengatakan bahwa ledakan terjadi saat jam kantor hampir berakhir. Beruntung, sebelumnya Pemex mengevakuasi ribuan pegawai administrasi yang menghuni lantai 1-14 dan tower. Sebab, bangunan di pusat Mexico City tersebut mengalami gangguan listrik. "Ledakan yang berasal dari basement langsung meruntuhkan bangunan dua lantai di atasnya," urai Chong.
Untuk memudahkan evakuasi dan pencarian korban, pemerintah setempat sengaja menutup arus lalu lintas di sekitar gedung. Selain tim penyelamat dan personel pemadam kebakaran, sejumlah besar karyawan Pemex beserta kerabat dan keluarganya tampak hilir mudik di sekitar gedung. Mereka menantikan kabar rekan atau saudara yang masih belum jelas nasibnya.
Salah satunya adalah Ana Vargas Palacio. Ibu satu putri itu tidak kuasa menahan air mata saat tidak bisa lagi menghubungi sang suami, Daniel Garcia. Beberapa jam sebelum ledakan terjadi, dia mengaku masih berbincang melalui telepon dengan pria 36 tahun itu. "Saya sudah berkali-kali menelepon. Tapi, yang mengangkat bukan dia. Seorang pemuda mengaku menemukan telepon suami saya," ujarnya.
Setiap hari, konon, lebih dari 10 ribu karyawan berkantor di markas besar Pemex. Sebagai produsen minyak mentah terbesar keempat di dunia, Pemex mampu memproduksi sekitar 2,5 juta barel minyak per hari. Kemarin Pemex menyatakan bahwa insiden di kantor pusat Kamis sore lalu tidak akan memengaruhi produktivitas perusahaannya. (AP/AFP/BBC/hep/c10/dos)
Sejumlah saksi mata mengatakan bahwa ledakan berasal dari basement gedung 54 lantai tersebut.
"Saya mendengar dua ledakan yang sangat keras dan sebuah ledakan lain yang berkekuatan sedang," ungkap Gabriela Espinoza, salah seorang sekretaris yang sehari-hari berkantor di lantai 2 markas Pemex, badan usaha milik pemerintah Meksiko itu. Perempuan 50 tahun tersebut beruntung karena luput dari maut.
Hingga kemarin, polisi masih belum bisa mendeteksi penyebab ledakan hebat yang memorak-porandakan salah satu bangunan pencakar langit Meksiko tersebut. Beberapa pihak menduga, ledakan terpicu korsleting listrik dari penyejuk ruangan yang kabarnya sedang bermasalah. Dugaan lain, ledakan berasal dari aksi kekerasan yang sengaja ditujukan ke Pemex.
Presiden Enrique Pena Nieto mengimbau warga dan media untuk tidak berspekulasi mengenai penyebab ledakan. Sebab, hingga kemarin, polisi belum bisa memastikan penyebab pasti insiden maut tersebut. "Kami akan bekerja keras untuk mencari tahu penyebab ledakan sampai pada menelusuri kemungkinan keterlibatan pihak-pihak tak bertanggung jawab," tandas pemimpin 46 tahun tersebut.
Dalam pidatonya, Nieto menegaskan bahwa pemerintah tidak akan segan menyeret pelaku ke meja hijau jika ternyata terlibat dalam ledakan tersebut. Tapi, selama proses investigasi masih berlangsung, dia tidak mau terlalu banyak berkomentar. "Sampai sekarang kami belum menerima laporan resmi tentang insiden tersebut," katanya.
Di antara sedikitnya 101 korban yang terluka, 46 orang masih harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit hingga kemarin. Beberapa di antara mereka menderita luka yang cukup serius. Tapi, sebagian besar mengalami luka gores, luka bakar ringan, dan patah tulang. Data resmi pemerintah menyebutkan bahwa 25 korban tewas terdiri atas 17 perempuan dan 8 pria.
Begitu ledakan terjadi sekitar pukul 15.45 waktu setempat, Pemex langsung menggerakkan pasukan pemadam kebakaran dan tim penyelamat. Beberapa saat kemudian, pemerintah mengirimkan sejumlah personel militer untuk mencari korban selamat. Dengan bantuan anjing pelacak, sejumlah truk dan helikopter serta dua crane, sekitar 500 orang melakukan penyisiran di balik reruntuhan gedung.
Menteri Dalam Negeri Miguel Osorio Chong mengaku tidak yakin apakah masih ada korban yang terjebak di balik reruntuhan. Sebab, dia tidak tahu pasti jumlah karyawan yang masih dinyatakan hilang. "Kami mengundang seluruh pakar nasional dan internasional untuk terlibat. Tujuan satu, memberikan hasil yang akurat dan bisa dipercaya," katanya sekitar delapan jam setelah ledakan terjadi.
Chong mengatakan bahwa ledakan terjadi saat jam kantor hampir berakhir. Beruntung, sebelumnya Pemex mengevakuasi ribuan pegawai administrasi yang menghuni lantai 1-14 dan tower. Sebab, bangunan di pusat Mexico City tersebut mengalami gangguan listrik. "Ledakan yang berasal dari basement langsung meruntuhkan bangunan dua lantai di atasnya," urai Chong.
Untuk memudahkan evakuasi dan pencarian korban, pemerintah setempat sengaja menutup arus lalu lintas di sekitar gedung. Selain tim penyelamat dan personel pemadam kebakaran, sejumlah besar karyawan Pemex beserta kerabat dan keluarganya tampak hilir mudik di sekitar gedung. Mereka menantikan kabar rekan atau saudara yang masih belum jelas nasibnya.
Salah satunya adalah Ana Vargas Palacio. Ibu satu putri itu tidak kuasa menahan air mata saat tidak bisa lagi menghubungi sang suami, Daniel Garcia. Beberapa jam sebelum ledakan terjadi, dia mengaku masih berbincang melalui telepon dengan pria 36 tahun itu. "Saya sudah berkali-kali menelepon. Tapi, yang mengangkat bukan dia. Seorang pemuda mengaku menemukan telepon suami saya," ujarnya.
Setiap hari, konon, lebih dari 10 ribu karyawan berkantor di markas besar Pemex. Sebagai produsen minyak mentah terbesar keempat di dunia, Pemex mampu memproduksi sekitar 2,5 juta barel minyak per hari. Kemarin Pemex menyatakan bahwa insiden di kantor pusat Kamis sore lalu tidak akan memengaruhi produktivitas perusahaannya. (AP/AFP/BBC/hep/c10/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Filipina Pamer Prestasi di Depan Parlemen Asing
Redaktur : Tim Redaksi