jpnn.com, ANKARA - Kedubes AS di Ankara, Turki, menjadi sasaran tembak oknum tak bertanggung jawab. Serangan subuh itu dinilai pemerintah Turki sebagai upaya provokasi saat hubungan kedua negara yang tegang.
Menurut Reuters, serangan tersebut dilakukan pada pukul 05.30 waktu setempat. Saat itu, orang di dalam kendaraan putih menembakkan enam peluru ke arah gedung diplomatik tersebut. Tiga peluru mengenai gerbang besi dan sebuah jendela.
BACA JUGA: Turki dan Teman yang Berseberangan
Untung, serangan tersebut tak menimbulkan korban. Selain waktu serangan pagi buta, tak ada aktivitas di kedubes hari itu. Semua karyawan sedang libur tanggal merah menjelang perayaan Idul Adha.
’’Kami memastikan bahwa insiden keamanan memang terjadi di tempat kami pagi ini. Sampai sekarang tidak ada laporan korban,’’ ujar Jubir Kedubes AS David Gainer.
BACA JUGA: Superman Itu Tetangganya Sendiri
Pada hari yang sama, otoritas sudah turun tangan untuk menangani kasus tersebut. Media lokal Haberturk melaporkan bahwa tim polisi memeriksa gerbang yang rusak akibat tembakan. Selongsong kosong pun ditemukan dekat jalur mobil yang melaju.
’’Ini jelas upaya untuk memancing kericuhan. Turki adalah negara yang aman dan utusan negara mana pun mendapat jaminan tersebut,’’ ungkap jubir Presiden Recep Tayyip Erdogan melalui Twitter.
BACA JUGA: Ujian Lira untuk Menantu-Mertua
Hubungan Turki-AS memang makin masam dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu buntut dari penahanan Pendeta Andrew Brunson. Brunson ditahan setelah dituduh membantu tokoh utama kudeta 2016, Fethullah Gulen.
Saling lempar ancaman itu berujung sanksi ekonomi yang diterapkan pemerintah AS. Persentase bea masuk baja dan aluminium Turki digandakan. Hal itu membuat kondisi ekonomi Turki makin terpuruk.
Kabar terbaru, pemerintah Turki pun menawarkan syarat untuk membebaskan Brunson. Yakni, menghapuskan denda pemerintah AS terhadap enam bank Turki. Namun, tawaran itu ditolak mentah.
Pemerintah AS tetap bertahan dengan strategi serangan sanksi untuk membuat Turki menyerah. Sanksi ekonomi tambahan dikabarkan Wall Street Journal diumumkan pekan ini. Mereka tak peduli dengan Turki yang menuduh AS menyakiti sesama anggota NATO.
’’Negara anggota NATO tak akan menahan Brunson sejak awal,’’ tegas Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin. (bil/c19/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ogah Disalahkan, Erdogan Sebut Lira Anjlok karena Teroris
Redaktur & Reporter : Adil