Kantor Staf Presiden Luncurkan Aplikasi Sejiwa, Buat Apa?

Rabu, 29 April 2020 – 13:49 WIB
Moeldoko. Foto: M. Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengungkapkan berdasarkan data Asosiasi Perempuan Indonesia Untuk Keadilan (Apik), angka kekerasan dalam rumah tangga alias KDRT meningkat di tengah pandemi virus corona.

Bahkan menurut Moeldoko, kekerasan tersebut juga meningkat di negara-negara lain.

BACA JUGA: Mentan SYL Bersama Moeldoko Pantau Ketersediaan Pangan Pokok Tiap Provinsi

Oleh karena itu, Moeldoko menyatakan pihaknya meluncurkan aplikasi layanan Psikologi Untuk Sehat Jiwa alias Sejiwa.

Moeldoko menilai aplikasi ini sangat penting untuk masyarakat menghadapi situasi yang tidak menentu, diperburuk oleh pemberitaan media sosial yang banyak menyesatkan.

BACA JUGA: Moeldoko Perintahkan Kapolri Atasi Aksi Borong Sembako dan Masker

"Untuk itu, kami harus mengambil inisiatif. Saya sudah sampaikan hal ini pada saat ratas. Alhamdulillah presiden menyetujui dan langsung kami rumuskan langkah-langkah berikutnya dan hari ini bisa meluncurkan Sejiwa," kata Moeldoko melalui telekonferensi, Rabu (29/4).

Moeldoko menerangkan, ancaman tekanan psikologi dibuktikan dengan banyaknya jumlah aduan dalam rumah tangga.

BACA JUGA: Salut, Bocah 9 Tahun Ini Menciptakan Game Sendiri di Tengah Pandemi Corona

Apik, kata Moeldoko, melaporkan selama 16 Maret-30 maret 2020, terdapat 59 kasus kekerasan, perkosaan, pelecehan seksual, dan pornografi daring yang terjadi.

"Di antara kasus tersebut, 17 di antaranya adalah kasus KDRT. KDRT yang ternyata fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Sekjen PBB menyatakan bahwa meningkatnya tekanan sosial akibat pandemi Covid-19 telah menyebabkan meningkatnya kasus KDRT pada perempuan dan anak-anak," kata dia.

Mantan Panglima TNI ini melanjutkan, di Prancis hampir sepertiga kasus kriminal dalam seminggu dilaporkan karena KDRT.

Sementara, Afrika Selatan laporkan 90 ribu kasus pengaduan KDRT. Berikutnya di Australia menyatakan peningkatan pencarian online terkait layanan bantuan KDRT sebanyak 75 persen selama pandemi Covid-19.

"Melihat perkembangan ini, tidak heran bila laporan Gugus Tugas menyampaikan bahwa persoalan Covid-19, 20 persen persoalan kesehatan, 80 persen persoalan psikologi," kata dia. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler