TASIK – Puluhan imigran gelap asal Pakistan, Afganistan, Saudi Arabia dan Iran gagal menyeberang dari Dermaga Pantai Pamayang, Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya ke Australia Sabtu (4/2) dinihari. Dikabarkan kapal yang mereka tumpangi mengalami kebocoran hingga nakoda kapal asal Baubau, Makassar, Sulses tidak melanjutkan penyeberangan.
Kapolres Tasikmalaya Irman Sugema SH, SIK mengatakan jumlah imigran yang sudah berada di lautan saat itu berjumlah 47 orang. Selain mengamankan 47 imigran dari lautan, polisi juga menangkap 49 imigran yang belum berlayar. Mereka ditangkap saat akan menuju tempat pemberangkatan di Dermaga Pamayang menuju kapal yang sudah menunggu di tengah laut. Saat ditangkap Sabtu (4/2) pukul 02.00, 49 imigran asal Timur Tengah itu masih berada di dalam bus.
"Menurut informasi, mereka akan pergi ke Australia dan kata imigran yang ada di sini (49 yang siang kemarin sudah berada di Mapolres Tasik, red) sebagian teman mereka ada yang sudah naik kapal," jelas Irman kepada wartawan di Mapolres Tasikmalaya kemarin.
"Mereka secara utuh tidak menggunakan paspor dan visa. Hanya satu yang menggunakan UNHCR untuk pengungsian," ujarnya.
Kasat Reskim Polres Tasikmalaya AKP Baharuddin Noer menambahkan sudah mengamankan salah seorang yang diduga menjadi koordinator atau pemimpin rombongan para imigran.
Menurut Baharuddin, koordinator imigran itu adalah warga Indonesia berinisial AM. AM, kata dia, yang mengatur perjalanan dari Jakarta menuju Cipatujah. Selain itu, polisi juga sudah mengamankan sopir bus yang membawa rombongan imigran ilegal itu. "Kalau makelarnya dari Afgan (Afganistan, red," jelas dia.
Polisi, jelasnya, mengalami kesulitan melakukan pendataan identitas imigran. Sebagian imigran menolak dimintai keterangan tentang identitas mereka. Terlebih kewenangan sepenuhnya persoalan imigran kata Baharuddin kewenangannya imigrasi. "Yang jelas mereka itu tidak mau didata polisi," ungkapnya. (snd).
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menag Janji Coret Caterring Haji Nakal
Redaktur : Tim Redaksi