JAKARTA - Keseriusan pemerintah dalam pengelolaan haji 2012, semakin dipertunjukan. Bukan hanya dari perecepatan pembahasan haji saja, beberapa terobosan pun dilakukan Kementerian Agama sebagai penangung jawab pelaksanaan haji teresbut.
Menteri Agama, Suryadharma Ali menegaskan dari sekian banyak persoalan haji, materi tentang pelayanan cattering selalu masuk daftar komplain. Mulai dari jamaah sampai DPR RI, persoalan cattering kerap menjadi bahan kritikan.
"Cattering ini memang unik sekali persoalannya. Mulai dari model box atau prasmanan yang perlu bagi jamaah, sudah jadi diskusi menarik," tutur Suryadharma Ali di sela kegiataannya di Jakarta, Sabtu (4/2).
Menurutnya citra pelayanan haji sering pula disandarkan pada kesiapan cattering tersebut. Kesalahan kecil pada cattering dapat membuat semua kondisi pelayanan haji memburuk. Apalagi jika sampai ada makanan yang tak layak saji.
Dengan pentingnya cattering tersebut, Ketua Umum PPP ini pun melihat perlu ketegasan dalam pengontrolan cattering. Kementerian Agama bakal memberikan sanksi tegas bagi pengelola cattering haji yang nakal.
"Tidak ada toleransi lagi. Kalau ditemukan ada pelanggaran standar, tidak ada ampun. Saya bakal mencoret nama perushaan cattering tersebut," tegasnya.
Selama ini, sambung dia pemberian sanksi bagi perusahaan cattering nakal pernah dilakukan pemerintah. Karena memang tak bisa ditoleransi lagi kesalahan, hingga pelru sikap tegas tersebut.
Tetapi, tambah dia dalam beberapa waktu terakhir semua pengelola cattering pun terus membenahi diri. Mulai dari penyajiannya, pengolahan makanan sampai ketepatan mengirimkan makanan. Semua sudah ada perbaikan.
"Tapi itu bukan berarti sudah selesai. Pada teknisnya nanti bisa berbeda. Pokoknya tidak boleh ada pelayanan cattering yang bermasalha pada musim haji 2012 ini," pintanya.
Suryadharama Ali menuturkan persoalan teknis dalam penyiapan cattering itu bisa bermacam-macam. Bahan maknana yang diolah harus terjaga baik. Pada sisi ini kerap pengelola cattering menganggap remeh. Akibatnya bisa mengganggu kesehatan jamaah.
Model penyajian, dia mengakui ada beberapa desakan yang meminta dilakukan secara box saja. Tidak perlu prasmanan yang sudah dilakukan beberapa tahun terakhir. "Tentu ada plus-minusnya kalau mengugnakan box atau prasmanan. Kami lagi mengkaji mana yang lebih cocok," ujarnya.
Menggunakan model penyajian box, menurut Suryadharma Ali terkesan mudah dan praktis. Tetapi sulit pada penerapannya, karena berkaitan dengan jarak penemaptan box dan kebutuhan lapangan.
Sedangkan prasmanan, lanjut dia memang rumit dan bisa jadi mahal. Tetapi pada kebutuhan teknis lebih mudah, karena masakan diolah pada lokasi yang berdekatan.
"Ya..masih coba dikaji. Pokoknya saya hanya ingin tidak ada cattering nakal. Kalau nakal dicoret saja," ucapnya. (rko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersangka Lain Tunggu Pengembangan Sidang
Redaktur : Tim Redaksi