SINJAI -- Sebuah kapal bagang nelayan jenis rambo karam di Perairan Sinjai perbatasan dengan perairan Bulukumba, Sulawesi Selatan. Tepatnya sekira 5 mil dari daratan Pattongko Sinjai Timur. Kapal ini karam sekira pukul 22.00 pada Senin, 7 Januari. Nama kapal nelayan ini adalah Indah Jaya yang membawa sepuluh orang termasuk nakhoda kapal yang diketahui bernama Juse".
Anggota Search and Rescue (SAR) Sinjai, Roi Mainarto mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi disebabkan pada saat itu angin diperairan Sinjai memang bertiup sangat kencang. Ketinggian gelombang juga cukup membahayakan karena rata-rata tiga meter. Hal ini kata dia yang membuat perahu tersebut oleng dan akhirnya tenggelam. Beruntung karena bagian bagang kapal ini tidak tenggelam sehingga bisa digunakan untuk menyelamatkan diri.
Perahu Jolloro yang selalu menyertai bagang yang digunakan sepuluh orang awak kapal untuk menepi ke daratan. Sementara bagian bagangnya tidak bisa selamat. Selain itu, ada bantuan dari nelayan lainnya. Sepuluh awak kapal langsung diarahkan ke Pelabuhan Cappa Ujung Lappa Sinjai Utara. "Saat ini perahu Jolloro yang digunakan menepi terparkir di Lappa," sebutnya, Rabu (9/1).
Lebih lanjut Roi mengatakan penyebab lain yang membuat perahu ini oleng karena jangkarnya putus. Dengan kondisi tersebut, posisi kapal tidak stabil. Apalagi dengan cuaca yang ektrem meskipun saat kejadian tidak hujan namun angin bertiup kencang. Malah bagian depan kapal Jolloronya juga patah. " Yang punya kapal namnya H Abdul Karim. Semua penumpang selamat," tambahnya.
Sementara itu, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sinjai, Muhammad Rusli yang dikonfirmasi mengaku tidak mendapat kabar ada kejadian kecelakAan laut. Dia mengaku belum mendapat laporan dari tim relawannya. Apalagi, saat ini konsentrasi terfokus pada kejadian puting beliung yang menghantam dua desa di Kecamatan Sinjai Borong.
Kendati demikian Rusli mengatakan akan segera memberikan kabar jika sudah mendapat laporan terkait insiden tersebut. Pasalnya dia mengaku selama seharian dia berada di kantornya tidak ada laporan yang masuk," saya tidak dengar. Tidak ada laporan," akunya. (arm)
Anggota Search and Rescue (SAR) Sinjai, Roi Mainarto mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi disebabkan pada saat itu angin diperairan Sinjai memang bertiup sangat kencang. Ketinggian gelombang juga cukup membahayakan karena rata-rata tiga meter. Hal ini kata dia yang membuat perahu tersebut oleng dan akhirnya tenggelam. Beruntung karena bagian bagang kapal ini tidak tenggelam sehingga bisa digunakan untuk menyelamatkan diri.
Perahu Jolloro yang selalu menyertai bagang yang digunakan sepuluh orang awak kapal untuk menepi ke daratan. Sementara bagian bagangnya tidak bisa selamat. Selain itu, ada bantuan dari nelayan lainnya. Sepuluh awak kapal langsung diarahkan ke Pelabuhan Cappa Ujung Lappa Sinjai Utara. "Saat ini perahu Jolloro yang digunakan menepi terparkir di Lappa," sebutnya, Rabu (9/1).
Lebih lanjut Roi mengatakan penyebab lain yang membuat perahu ini oleng karena jangkarnya putus. Dengan kondisi tersebut, posisi kapal tidak stabil. Apalagi dengan cuaca yang ektrem meskipun saat kejadian tidak hujan namun angin bertiup kencang. Malah bagian depan kapal Jolloronya juga patah. " Yang punya kapal namnya H Abdul Karim. Semua penumpang selamat," tambahnya.
Sementara itu, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sinjai, Muhammad Rusli yang dikonfirmasi mengaku tidak mendapat kabar ada kejadian kecelakAan laut. Dia mengaku belum mendapat laporan dari tim relawannya. Apalagi, saat ini konsentrasi terfokus pada kejadian puting beliung yang menghantam dua desa di Kecamatan Sinjai Borong.
Kendati demikian Rusli mengatakan akan segera memberikan kabar jika sudah mendapat laporan terkait insiden tersebut. Pasalnya dia mengaku selama seharian dia berada di kantornya tidak ada laporan yang masuk," saya tidak dengar. Tidak ada laporan," akunya. (arm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oknum Aparat Diduga Terlibat Perampasan Senjata
Redaktur : Tim Redaksi