LARANTUKA--Kapal Napaleon 005 yang memuat Bupati Flores Timur, Yoseph Lagadoni Herin dan rombongan, karam di pantai Dua, desa Terong, kecamatan Adonara Timur, Senin (19/03) malam sekitar pukul 20.05 wita.
Kapal milik Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) kabupaten Flores Timur itu bermaksud kembali ke Larantuka, usai mengantar bupati mengunjungi korban bencana di desa Sagu, kecamatan Adonara.
Selain Bupati Flotim, Yosni, rombongan yang turut serta dalam pelayaran itu yakni kepala badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Flores Timur, Paulus Igo Geroda, kasubag Protokol, kepala rumah tangga rujab bupati, seorang staf humas, 2 staf BPBD, 1 orang pegawai dinas Sosial, 2 anggota satpol PP, 2 orang wartawan serta seorang ABK.
Kapal berangkat dari pelabuhan Waiwerang, kecamatan Adonara Timur dalam kecepatan sedang karena banyak perahu nelayan yang sedang mencari ikan di daerah itu. Jarak pandang dari kabin penumpang yang juga tempat kemudi sekitar 15 meter. Sementara
saat itu sedang gerimis.
Kejadian itu berlangsung tiba-tiba dan cepat. Baru 10 menit perjalanan, penumpang kapal dikejutkan dengan pekikan kecil bernada kaget nahkoda kapal, Feldi Kleden. Dalam hitungan sepersekian detik, nahkoda membelokan kapalnya secara penuh ke arah kiri seperti menghidari sesuatu sehingga membuat kapal nyaris terbalik.
Penumpang kapal, termasuk bupati sempat terpental dari tempatnya. Kasubag protokol, Din, yang berdiri di luar kabin bagian belakang dekat mesin tempel nyaris jatuh ke laut. Sebuah pohon besar yang menjulang tinggi tiba-tiba ada di hadapan kapal.
Bunyi benturan keras membuat penumpang panik. Sebagian penumpang mengira Napaleon menabrak sebuah kapal, penumpang lain seperti melihat pohon seperti rumah. Penumpang baru sadar ketika kapal tidak bergerak. Kapal ternyata sudah berada dalam semak-semak di pinggir pantai. Sempat ada upaya melakukan evakuasi kapal secara manual untuk kembali ke laut. Meski demikian upaya itu gagal.
Rombongan juga sempat kesulitan menemukan jalan menuju jalan umum. Mobil dinas EB
1 di Adonara yang menjemput bupati pun mengalami kerusakan karena karburatornya panas.
Seorang tokoh adat akhirnya dijemput untuk melakukan ritual kecil di sebuah kubur kramat dekat lokasi kejadian. Usai ritual itu, rombongan bupati akhirnya kembali menempuh perjalanan darat menuju pelabuhan Tobilota yang berjarak kurang lebih 1,5
jam dengan menumpang mobil warga.
Rombongan tiba di Larantuka sekitar pukul 23.00 wita. Tidak ada korban dalam peristiwa itu. Informasi yang dihimpun koran ini menyebut, kapal berukuran 6 x 2,5
meter itu merupakan bantuan direktorat jenderal pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan.
Kapal tersebut belum lama berada di Flores Timur bahkan belum dilakukan serah terima. Sebelumnya, pada awal tahun 2012 lalu, sebuah kapal patroli milik DKP Flotim juga terbakar di pelabuhan Ritaebang, Solor Barat. Kapal terbakar sesaat setelah menghantar rombongan kementrian pembangunan daerah tertinggal yang bertugas di kecamatan Solor Barat. (krf-2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cuaca Buruk, Kapal Penumpang Karam
Redaktur : Tim Redaksi