jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gerinda Arief Poyuono menilai pemerintah tidak bisa galak atas pelanggaran yang dilakukan kapal coast guard Tiongkok yang diduga mengawal puluhan kapal pencuri ikan di perairan Natuna, Kepulauan Riau.
"Mau galak gimana wong video itu terungkap setelah kapal-kapal Tiongkok sudah tidak ada lagi. Memangnya kita punya apa satelit pengawas atau drone yang bisa update tiap menit untuk mengawasi kapal-kapal yang melintas perairan Indonesia selama ini," ucap Arief saat dihubungi jpnn.com, Selasa (31/12).
BACA JUGA: Kapal Tiongkok Kawal Kapal Pencuri Ikan di Natuna, Arief Poyuono Beri Komentar Begini
Anak buah Prabowo Subianto di Gerindra itu menyebut bahwa pelanggaran di garis Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia tidak hanya dilakukan kapal Tiongkok, tetapi juga oleh kapal asing negara lain yang melakukan aktivitas membahayakan.
"Bukan cuma kapal Tiongkok saja kali yang mengambil ikan di perairan Indonesia, tapi yang paling bahaya itu banyak kapal asing yang pura-pura sandar di pulau kecil sambil buang limbah B3 selama ini pemerintah enggak tahu," jelas Arief.
BACA JUGA: Puluhan Kapal Tiongkok Terobos Perairan RI, Begini Reaksi Pemerintah
Kalaupun Indonesia meminta bantuan kepada Singapura yang punya alat canggih untuk meminta report tentang aktivitas kapal asing di ZEE Indonesia, mereka baru akan keluarkan laporan seminggu kemudian. Sedangkan kapal-kapal pencuri ikan dan buang limbah B3 itu sudah hilang semua.
Untuk itu, pria yang juga ketua umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu ini berharap Menteri Pertahanan Prabowo Subianto segera melakukan penguatan terhadap sistem pertahanan laut RI.
BACA JUGA: Charles PDIP Dorong Pemerintah Galang Kekuatan untuk Beri Pelajaran ke Tiongkok
"Itu tugas Pak Menhan untuk bisa membangun System Marine Surveillance yang canggih yang bisa mengawasi perairan Indonesia agar bisa mendeteksi kapal-kapal asing yang masuk dan melakukan kegiatan di perairan Indonesia dan termonitor setiap menit," tandas Arief.(fat/jpnn)
VIDEO: Jokowi Sidak Waduk Pluit
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam