jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDIP Kapitra Ampera menilai eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai telah melontarkan tuduhan serius kepada pemerintah terkait pelabelan teroris untuk kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Hal itu disampaikan Kapitra merespons pernyataan Pigai yang menyebut keputusan pemerintah itu menjadi kemenangan teroris dari Taliban dan ISIS di Indonesia.
BACA JUGA: Kapitra: Pernyataan Pigai Menstimulasi Konflik, Tak Pantas Diucapkan Eks Komnas HAM
"Berarti sama saja Pigai menuduh negara dikuasai ISIS, sehingga keluarlah keputusan berpihak ke ISIS. Itu tidak betul. Bahaya itu," ucap Kapitra kepada JPNN.com, Sabtu (1/4).
Menurut ketua DPD Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI) Riau itu, sebagai mantan komisioner Komnas HAM, Pigai tidak pantas mengeluarkan pernyataan yang menstimulasi konflik.
BACA JUGA: Mahasiswa Papua Gelar Aksi di Surabaya, Diadang Massa Pimpinan Stanley, Panas!
Selain itu, dia menyebut Pigai seharusnya proporsional dalam melihat keputusan pemerintah. Bukan justru menuduh negara berpihak kepada ISIS dan Taliban.
"Itu yang memutuskan negara. Negara atau Kemenko Polhukam. Artinya apa? (Pigai menuduh) negara dikuasai ISIS," tegas mantan pengacara Habib Rizieq ini.
BACA JUGA: Soal Label Teroris untuk KKB, Ferdinand: Narasi Pigai Ini Bahaya
Menurut Kapitra, pelabelan teroris untuk KKB sudah melalui serangkaian analisis. Terutama atas tindakan kelompok itu merusak fasilitas publik, membunuh warga, membakar sekolah, dan rumah ibadah.
"Dia (KKB di Papua, red) bunuh buruh, bunuh pendatang, bakar sekolah. Pigai tidak pernah bicara tentang itu. Itu perbuatan teror," pungkas Kapitra.
Sebelumnya Natalius Pigai dalam unggahan melalui akunnya di Twitter mengaitkan pelabelan teroris untuk KKB di Papua dengan agama.
"Sudah sah orang Kristen Teroris," tulis Pigai, Kamis (29/4).
Pigai juga menganggap keputusan pemerintah itu kemenangan bagi kelompok teroris dari Taliban dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia.
"Setelah pemerintah giring konflik di Papua dengan rasisme/Papua phobia, sekarang pemerintah justru membuka konflik Kristen dan Islam di Papua. Tanda-tanda Indonesia bubar," tulis Pigai. (fat/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam